Lihat ke Halaman Asli

Perusahaan Butuh Kita, Bukan Kita Butuh Perusahaan

Diperbarui: 3 Januari 2019   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source : shutterstock.com/search/working+together

Tahun ini Kita pasti memikirkan bagaimana cara naik pangkat di perusahaan tempat bekerja?

Kebanyakan dari kita jadi bekerja berlebihan dari porsi tanggung jawab, pulang jadi gak ontime, jadi pekerja yang 'yes sir'. Udahlah kita tidak perlu berprilaku begitu terhadap atasan. Kita adalah orang berpendidikan dan punya integritas. Jadi gunakan kedua faktor ini untuk menjadi nilai pembeda dari pekerja lain.

Ketika pekerja lain sibuk menjilat bos, kita justru menunjukan idealisme kita sebagai motor penggerak bekerja. Sebagai pekerja idealis tentu harus memiliki ciri dong. Jadi kira-kira inilah ciri khas pekerja idealis. Satu, bekerja tanpa korupsi waktu. Kedua, tidak pernah menggunakan fasilitas kantor demi keperluan pribadi.

Niscaya bila kita sepakat dengan dua nilai tadi, maka kita pasti naik pangkat tanpa perlu menjual idealisme, menjadi penjilat, atau melakukan hal apapun. Pada akhirnya perusahaan pasti akan melihat itu. Namun kalau perusahaan tidak melihat itu, jangan takut untuk angkat kaki dan cari pekerjaan lain.

Menurut kita pasti penjabaran di atas itu cuma teori bukan. Tenang saja kita tidak melempar pendapat tanpa memberikan solusi bagi kita yang ingin cepat naik pangkat.

Ada lima langkah krusial yang perlu dikerjakan bagi pekerja idealis agar cepat naik pangkat.

  • Bekerja dengan mindset untuk menambah skill. Kita tidak perlu banyak bercakap dengan teman sekantor bila buang-buang waktu. Ingat kita dibayar untuk bekerja bukan bersosialisasi. Kita juga perlu tanamkan dalam diri bila bekerja untuk menambah skill, bukan hanya menimbun uang semata. Sebab bila kita memiliki banyak skill dan ahli maka kita bisa bertahan hidup dalam keadaan sesulit apa pun.
  • Pegang moto bekerja pintar. Kita tidak perlu bekerja keras. Pola pikir seperti itu sudah ketinggalan jaman. Kita perlu bekerja pintar supaya kita masih punya waktu untuk melakukan hal lain. Contoh sederhana, untuk menambah skill, menambah koneksi baru, dan tidak lupa agar memiliki kehidupan saja.
  • Berteman dengan rekan yang berbeda divisi. Jadilah pekerja yang supel. Jangan pernah nyaman dengan kondisi pertemanan yang begitu-begitu saja. Kita tidak boleh terkunci di lokasi pertemanan. Sebab kita harus memiliki banyak jaringan, karena bila kesusahan datang kita mampu memiliki opsi pertolongan lain.
  • Rajinlah menabung. Inilah nilai pembeda dari pekerja lain. Ketika pekerja sibuk mengeluarkan uang demi eksistensi, kita justru menabung demi masa depan lebih cerah. Karena kita tahu kita punya tujuan lebih besar dari pada sekarang. Bahwa kita jika sudah tua tidak perlu bekerja lagi, karena kita sudah punya keran sumber uang.
  • Keluar dari kantor, dan buat perusahaan sendiri.

So, kita mesti berani menunjukan siapa kita. Jadilah pekerja jujur dan idealis. Jangan takut untuk dilabeli aneh-aneh, sebab kita tahu apa mau kita, sementara pekerja lain hanya sibuk mencibir tanpa merencakan masa depan.

Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa dishare, lalu dikomen, dilike pula, dan yang terpenting follow akun kita yah! Baiklah! Sampai esok hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline