Akankah Yogyakarta menjadi seperti Jakarta ?
Kemacetan memang sudah hal yang biasa terjadi di kota-kota besar di Indonesia, tidak hanya di Indonesia saja, mungkin diluar negeri sana masih ada sebagian negara yang masih sering terjadi kemacetan di jalan-jalan raya.Untuk luar negeri mungkin sudah jarang terjadi kemacetan karena penataan infrastruktur kota yang rapi, Indonesia perlu mencontoh kinerja pemerintah lauar negeri dalam menata kotanya, seperti halnya di Jakarta, kemacetan sudah tidak menjadi sesuatu yang aneh lagi, karena di Jakarta tiada hari tanpa adanya kemacetan.
Di Yogyakarta atau yang sering kita sebut dengan Jogja atau terkenal dengan kota pelajarnya merupakan kota yang saat ini sudah lumayan padat dihuni oleh penduduk, tidak hanya penduduk asli Jogja saja yang berada di Kota jogja tetapi banyak pendatang dari luar daerah yang sengaja datang untuk melanjutkan keperguruan tinggi dan untuk bekerja, tidak sedikit yang berbondong-bondong menyerbu kota ini, bahkan sudah ribuan orang yang datang ke kota pelajar tersebut.
Kita tahu sekarang sudah banyak orang yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat, bahkan tiap rumah tidak hanya memiliki motor bahkan lebih, sepeda motor sekarang sudah bukan barang mewah lagi, bahkan sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, apa lagi untuk membeli sebuah sepeda motor saja sekarang sudah sangat mudah sekali, dengan uang muka 500 ribu saja kita sudah bisa membeli sepeda motor dengan cara ansuran atau kredit. Di Jogja pun sekarang sudah banyak sekali orang menggunakan kendaraan, tidak hanya pekerja kantor yang menggunakan sepeda motor dan mobil, tetapi banyak juga mahasiswa yang sudah menggunakan kendaraan untuk kebutuhan sehari-hari, misal untuk kulyah, main, bahkan hanya ke warung dengan jarak 100 meter, dan lain-lain.
Menurut Putri salah satu mahasiswa UNY mengatakan di Jogja ini banyak yang memiliki kendaraan dari pada yang tidak memiliki kendaraan seperti sepeda motor dan mobil, setiap hari jalan-jalan di Jogja dipenuhi dengan kendaraan, hampir semua aktifitas dilakukan dengan menggunakan kendaraan, pada saat jam sibuk seperti pagi-pagi dan siang hari menjelang sore jogja selalu dipenuhi oleh para pengguna jalan, kemacetan sering terjadi di sela-sela jam sibuk, saya sendiri merasakan sekali kemacetan yang terjadi di kota jogja ini, kemacetan yang terjadi biasanya karena faktor jalan raya yang sempit, parkir kendaraan yang menggunakan badan jalan, kendaraan yang tidak mau mengalah satu dengan yang lainnya, ditambah adanya sopir angkot yang memberhentikan kendaraanya secara sembarangan dan menurut saya faktor lampu rambu-rambu lalu lintas juga sangat berpengaruh sekali dengan terjadinya kemacetan di kota Jogja ini, seperti lampu rambu-rambu lalu lintas yang tidak seimbang antara waktu berhenti atau lampu merah dan waktu untuk rambu berjalan atau rambu lampu hijau, biasanya waktu lampu merah dan lampu hijau itu perbedaannya sangat jauh jadi sering sekali terjadi kemacetan.
Titik kemacetan yang sering terjadi adalah arah Jalan Solo(jalan laksda Adisucipto), pasar Demangan, daerah pertigaan jalan Colombo, dari arah Gejayan menuju ke ring road utara, dari terminal Condong Catur ke arah ring road dan sebagainya yang dan ia menuturkan masih banyak titik-titik kemacetan yang berada di Kota Jogja, untuk pengguna jalan sendiri pasti banyak yang merasa tidak nyaman dengan adanya kemacetan yang sudah menjadi hal yang sangat biasa.
TRIBUN JOGJA/BRAMASTO ADHY
Sebenarnya ini adalah PR untuk pemerintah Yogyakarta menata kembali tata ruang kota agar memberi kenyamanan para pengguna jalan dan lebih merasa nyaman dalam berkendara, seperti halnya menertibkan parkir-parkir liar yang berada di pinggiran jalan-jalan raya mungkin dengan membuat lahan khusus untuk parkir kendaraan, dan untuk para pedagang juga ditertibkan agar tidak secara liar berjualan dipinggir jalan raya, dengan begitu pasti akan memberikan rasa nyaman untuk para pengendara, untuk para POLANTAS pun harus rajin untuk membantu para pengguna jalan ketika berada dijalan raya agar tidak terjadi kemacetan yang sangat panjang. Dan memberikan ruang untuk bebas kendaraan(car free day) di setiap akhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H