Lihat ke Halaman Asli

Jumaili, Bukan Tak Minat Baca, Orang Desa Kurang Fasilitas

Diperbarui: 26 Februari 2018   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Masyarakat di pedesaan bukan tidak memiliki minat baca tetapi fasilitas membacanya yang tidak ada. Hal ini dikatakan Ahmad Jumaili, inisiator Berugak Buku saat menerima kunjungan dari Humas Pemerintah Propinsi NTB di Dusun Paok Dandak Desa Durian Kecamatan Janapria Lombok Tengah, Senin (26/2) Hari ini. 

Ia menjelaskan, kondisi desa yang jauh dari perpustakaan dan toko buku membuat masyarakat susah mengases bahan bacaan yang bermutu. Dari sini ia kemudian berinisiatif membuat berugak buku yang dikolaborasikan dengan taman agrowisata dan bebas diakses publik.

Karena menggabungkan Buku dan Agrowisata, Berugak Baca yang diinisiasinya ini mulai ramai dikunjungi masyarakat sekitar. 

"Rata-rata mereka anak muda usia sekolah, kadang pemuda-pemuda desa dan juga juga anak-anak Pendidikan Usia Dini" Ungkapnya.

Disamping menyediakan buku, Berugak Buku ini juga menyediakan Wifi Gratis dan memprogramkan beberapa kegiatan rutin seperti Kopdar Komunitas Guru Belajar, Diskusi pemuda desa, bedah buku dan lomba menggambar untuk siswa Paud dan Sekolah Dasar.

Untuk fasilitas dan koleksi buku bacaan masih sangat terbatas, Jumaili mengatakan buku yang ada kurang lebih 500 judul yang dikumpulkan dari buku-buku pribadinya dan sumbangan dari banyak fihak.

"Kami terus mengumpulkan buku, buku apa saja asal masih layak dibaca, kami mengundang para relawan untuk menyumbangkan bukunya walaupun hanya satu buku" Katanya.

Untuk pengembangan kedepan, laki-laki yang akrab disapa Jhellie ini mengatakan, ia sudah menyiapkan lahan khusus untuk berugak buku ini tak kurang dari 60 are yang merupakan tanah pribadinya. 

"Nanti, akan ada sekitar 15 berugak buku, yang masing-masing berugak akan di namain Pojok Baca sesuai nama individu atau komunitas yang menyumbang" Tandasnya.

Uniknya, untuk menyumbang satu berugak buku, para donatur tidak perlu menyumbang 100 persen biaya pembuatannya, melainkan, donatur hanya membiayai ongkos pembuatannya karena bahannya sudah disiapkan.

"Kalo semuanya dibiayai donatur tentu sangat berat, karena harga berugak ukuran 4x4 saja itu sampa tujuh atau delapan jutaan, nah kami sudah punya kayu jati super, tinggal dibantu ongkos pembuatannya saja sekitar 3 jutaan" Jelas Jumaili.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline