[caption id="attachment_291270" align="alignleft" width="317" caption="Pasangan muda Indonesia, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja menjadi salah satu kuda hiam di turnamen Indonesia Open GPG 2013 usai melangkah ke babak semifina."][/caption] Dua wakil Indonesia yang masih berstatus sebagai pemain junior meneruskan kejutannya di turnamen Indonesia Grand Prix Gold 2013. Di babak perempatfinal kemarin (28/9) mereka sukses mengalahkan lawan-lawannya untuk lolos ke babak semifinal. Ganda putra pasangan Ronald Alexander/Selvanus Geh mungkin menjadi pemain paling disorot kemarin. Semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 itu sukses menumbangkan juara dunia 2013, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Ahsan/Hendra seperti akan menang mudah di pertandingan itu setelah menutup game pertama dengan skor 21-8. Pertandingan berjalan ketat di game kedua yang akhirnya dimenangkan oleh Ronald/Selvanus dengan skor ketat 21-19. Di game ketiga seperti sebuah keajaiban Ronald/Geh memimpin jauh di kedudukan 16-7. Tak mau kalah begitu saja, Ahsan/Hendra menambah angka satu demi satu sampai merapatkan poin di kedudukan 15-16. Ronald/Selvanus tak tinggal diam dan kembali berusaha menjauh. Akhirnya pasangan junior itu berhasil menutup game dengan skor 21-18. Mohammad Ahsan mengakui lawan bermain lebih bagus dari mereka kemarin. "Lawan lebih bagus dari kami, mereka bermain lepas. Sementara fokus kami sudah berkurang. Kami kan bukan robot yang harus menang terus," ucap Ahsan Ronald Alexander tak bisa menutupi kebahagianya menang atas juara dunia 2013 itu. "Tentunya senang sekali bisa mengalahkan Hendra/Ahsan yang Juara Dunia 2013. Hasil semifinal GP Gold ini juga yang terbaik dibanding sebelumnya," urai Ronald. Di babak semifinal hari ini keduanya akan bertemu wakil Indonesia lainnya, Gideon Markus Fernaldi/Markis Kido. Ganda campuran pasangan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja tak mau ketinggalan untuk unjuk gigi. Pasangan yang masing-masing pernah menyicipi juara dunia junior itu menang atas Ong Jian Guo/Lim Yin Loo (Malaysia) dengan skor ketat 18-21 21-19 21-19. Edi mengakui pertandingan itu menjadi salah satu yang paling menegangkan dalam hidupnya. “Ini adalah pertandingan paling menegangkan yang ketiga selama hidup saya. Dua pertandingan sebelumnya di Asia Junior Championships 2012 dan Malaysia Open Grand Prix Gold 2013. Di pertandingan tadi, kami terlalu nafsu mau mematikan bola, jadi banyak melakukan kesalahan sendiri,” ungkap Edi seperti dilansir PBSI. Edi juga berharap dapat lolos ke final untuk bertemu dengan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, senior mereka sekaligus juara dunia 2013. “Waktu itu bertemu kak Eky (Rexy Mainaky), beliau bercanda sama saya. Katanya 'wah Edi ini mau ketemu Owi/Butet (Tontowi/Liliyana) di final'. Semoga hal ini benar-benar terjadi, kami akan berusaha yang terbaik,” jelas Edi. Tapi, sebelum ke babak final Edi/Gloria harus berhadapan dulu dengan kompatriot mereka, Praveen Jordan/Vita Marissa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H