Baru-baru ini kucing saya tidak pulang-pulang, sudah tiga hari sejak terakhir kali dia makan malam. Sempat frustasi dan mencoba untuk mengikhlaskan setelah kita coba untuk mencarinya kemana-mana. Ke tetangga-tetangga, ke kebun pokoknya radius satu kilometer sudah kami cari-cari. Tapi tak kunjung ketemu.
Lalu di hari ke-empat, setelah salat Subuh tiba-tiba muncul kucing oren bernama Mori yang kami rindukan di depan pintu, tanpa suara. Kok pas banget kita lagi mau buang sampah ke luar, jadi begitu pintu dibuka dia langsung ngacir masuk ke dalam rumah. Alhamdulillaah.
Kami sempat heboh saat itu, karena tak menyangka dia akhirnya kembali. Sebab beberapa bulan lalu kami juga kehilangan kucing dan tak kembali. Sedih :(
Begitu Mori masuk, saya langsung membuatkannya sarapan dan langsung dilahap tanpa basa basi. Namun belum juga habis makanannya, Mori menyudahi sarapannya dan minum sangaaaat lama. Ya Allah kasihan banget pasti kehausan. Setelah minum, dia ngga lagi melanjutkan makan. Padahal perutnya kelihatan banget kosong. Mori juga bersin-bersin, huhu..
Karena kami harus keluar rumah, suami kerja dan saya harus antar anak sekolah, Mori harus keluar rumah, dan akhirnya mau tidak mau harus kami keluarkan dari rumah. Biasanya kucing-kucing kami akan segera ambil posisi nyamannya masing-masing. Ada yang di kebun, ada yang di gazebo, ada juga yang nangkring di atas rumah-rumahan ayam hehehe..
Tapi pagi itu Mori marah-marah, air wajahnya berbeda sekali dengan wajahnya sebelumnya, saat kali terakhir Mori hilang tiga hari. Mori kelihatan sekali stres dan lelah. Saya sampai googling, kenapa ya dia marah-marah, apa dia merasa frustasi karena ngga bisa pulang? Padahal kami sudah berusaha mencarinya semaksimal mungkin.
Saya juga sempat bertanya pada seorang teman yang sudah khatam banget dengan bahasa kucing. Bahwa kenapa kucing marah-marah ngga jelas gitu setelah hilang dari rumah ada beberapa alasan yang kemudian divalidasi dengan salah satu tulisan di kompas.com, di antara sebabnya yakni kurang lebih karena :
- Kucing ketakutan. Bisa jadi karena si Mori capek, diserang kucing lain di jalanan, dan mungkin masih banyak kemungkinan lain.
- Kucing stres. Ini juga pasti dialami oleh Mori yang mungkin saja tak bisa minum dan makan selama di jalanan. Atau karena intimidasi dari kucing-kucing lain dan ia tak bisa lepas darinya.
- Kucing lagi berahi. Ini ngga mungkin sih, karena semua kucing saya sudah disteril, jadi kemungkinan dia akan mengikuti kucing jantan atau sebaliknya sangat kecil kemungkinannya. Yang ada justru Mori lari kalau ada kucing jantan, karena ia merasa takut, dan memang itulah yang terjadi beberapa hari terakhir, kucing jantan nakal yang setiap malam memang mengunjungi Mori.
- Kucing mengalami trauma. Ini sepertinya adalah faktor terbesar kenapa Mori marah-marah dan sampai sekarang raut wajahnya tidak berubah. Pupilnya tetap mengecil, tidak seperti biasanya, raut wajahnya tampak marah dan tidak baik-baik saja.
Sama halnya dengan manusia, kucing ternyata juga bisa mengalami stres pasca trauma. Hal ini disebabkan oleh efek kecemasan kronis dari kekerasan manusia yang mungkin saja diperoleh Mori selama ia hilang di jalanan atau saat ia berjuang untuk bertahan hidup. Sehingga saat pulang, ia jadi marah atau menjadi agresif.
Beberapa hari kami mengandangkan Mori agar jauh dari "godaan" kucing jantan yang sering banget datang ke halaman rumah kami. Takutnya dia takut, cemas, stres, dan akhirnya kabur lagi huhu..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H