Lihat ke Halaman Asli

Jihan Mawaddah

Knowledge seeker

Sayangnya Saya Bukan Tuhan yang Maha Pemaaf

Diperbarui: 29 April 2023   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edited with Canva 

Tuhan aja Maha Pemaaf, masa kamu ngga?

Sering sekali saya membaca atau mendengar pernyataan seperti itu. Seolah-olah segala perbuatan sekeji apapun itu, maaf adalah penyelesaian terbaik dan bisa menghapus rasa sakit dalam hati. Mungkin ada benarnya, maaf akan memberi kita kelapangan hati dan melupakan rasa sakit, sedih atau cemas sedikit demi sedikit.

Boleh saja kita memberikan nasihat seperti itu. Tapi, jangan pernah mengatakan seolah-olah memaafkan orang lain adalah hal mudah. Semudah kita membuka pintu untuk tamu yang datang ke rumah.

Kalau ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan saja Maha Pemaaf, kenapa kita tidak? Maka saya akan menjawabnya dengan satu kalimat: 

Sayangnya saya bukan Tuhan Yang Maha Pemaaf. Saya hanya manusia biasa yang diciptakan Tuhan dengan perasaan dan akal. 

Mungkin tampak keji, naif, dan tak mau diberi nasihat. Namun sayangnya, memberi maaf pada orang lain butuh proses yang tidak sebentar. 

Katakanlah kamu diselingkuhin suami, apa bisa memberi maaf dalam waktu singkat? 

Sementara ketika suami pulang ke rumah, kita akan terus menaruh perasaan curiga. Membangkitkan perasaan tak nyaman, bahkan jijik karena teringat tubuhnya pernah disentuh oleh wanita lain selain istrinya. Apakah kata maaf yang sempat terucap setelah suami mengakui perbuatannya itu mampu membawa ketenangan dalam hati kita? Apakah semudah itu memaafkan orang lain yang menyakiti hati maupun fisik kita?

Menyembuhkan Hati dengan Memaafkan

Beberapa kali saya disakiti orang lain. Pernah difitnah oleh sekelompok orang dalam sebuah organisasi yang sama-sama kita jalankan. Pernah difitnah menyadur tulisan orang lain dan memanfaatkannya untuk perlombaan, yang akhirnya si penyebar fitnah meminta maaf karena kekeliruannya mempercayai orang tanpa bukti. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline