Beberapa kali masjid Taj Mahal-nya kota Malang ini sudah masuk TV lokal maupun nasional. Diantaranya Khazanah Trans7 saat awal-awal banget masjid ini dibangun dan diresmikan sebagai bagian dari salah satu masjid di kota Malang yang dibuka untuk umum dan masuk di kawasan Kabupaten Malang. Tepatnya di daerah Karang Widoro, sekitar 20 menit saja dari pusat kota Malang.
Masjid Taj Mahal (begitulah orang-orang menyebutnya) memang mirip Taj Mahal di India, dan dinamakan Masjid Salman Al Farisi. Yakni diambil dari nama salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Sebenarnya sudah beberapa kali saya kesana, namun saat itu masjid masih dibuka untuk umum. Berbeda dengan sekarang, untuk waktu-waktu tertentu saja sepertinya gerbang masjid dibuka.
Kenapa?
Karena masjid Salman Al Farisi kini menjadi salah satu pusat pendidikan Pondok Pesantren Putra IIBS Al Hambra. Jadi, untuk menjaga kondusivitas kegiatan para santri, ketertiban serta kenyamanannya, Masjid Salman Al Farisi menjadi membatasi aksesnya untuk umum. Wajar ya teman-teman, karena kalau rame banget pasti para santri akan terganggu atau mungkin jadi tidak tertib karena pintu gerbang tidak ditutup.
Oleh karena itu mendapatkan angle yang pas dari masjid ini agak sulit, hehehe. Tapi saya bersyukur tadi sore berhasil masuk melalui pintu gerbang dan minta izin pada satpam untuk mengambil foto masjid dari luar saja. Alhamdulillah diizinkan, dan karena memang saat itu sedang perpulangan santri, jadi saya harus tahu diri dong agar para santri dan wali santri tidak terganggu dengan saya yang motret sana sini.
Bersyukur banget dulu pernah singgah di masjid ini, masjid yang sangat ikonik, dan bisa mendirikan shalat empat rakaat di sana. Alhamdulillah.. andai nanti anak saya laki-laki, IIBS Al Hambra mungkin akan menjadi sekolah tujuan saya. Disamping mencetak generasi Quran yang menghafal hingga 30 juz, namun saya yakin pendidikannya tak kalah hebatnya dengan pondok pesantren mentereng lainnya.
Ditambah lokasi masjid Salman Al Farisi ini tidak jauh dari rumah. Hanya butuh 10 menit saja untuk mencapai lokasi.
Meskipun bergaya seperti Taj Mahal, namun masjid Salman Al Farisi ini menjadi salah satu masjid nusantara yang menghargai perbedaan berbagai madzhab lho. Jadi siapapun yang masuk, tidak harus bermadzhab satu, siapapun boleh berkunjung dan ikut serta memakmurkannya.
Sebagaimana masjid nusantara lainnya, masjid Salman Al Farisi ini tidak berafiliasi dengan ajaran yang menyesatkan kok. Insya Allah mulai dari takmir masjid hingga pengurus serta pemilik yayasannya adalah orang-orang shalih yang tulus ingin turut memajukan pendidikan pondok pesantren di Indonesia. Generasi muda inilah yang kelak akan menjadi penerus kita kelak.
Bagaimana dengan masjid nusantara di lokasi teman-teman?