Lihat ke Halaman Asli

Jihan Mawaddah

Knowledge seeker

Edukasi TBC oleh SSR YABHYSA Peduli TBC Kota Malang untuk End-TB di Tahun 2035

Diperbarui: 18 Januari 2023   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Dra. Ruly Narulita selaku Kepala SSR YABHYSA Kota Malang. Dokpri

Pagi itu, 18 Januari 2023 SSR YABHYSA Peduli TBC Kota Malang mengundang awak media untuk melakukan pernyataan bersama sebagai upaya kolaborasi penanggulangan Tuberkulosis di Kota Malang. Harapannya, kita semua teredukasi dengan TBC dan kasus TBC di Indonesia bisa menjadi perhatian bagi kita semua.

Karena tidak cukup ditangani oleh Dinkes dan YABHYSA, namun membutuhkan peran serta masyarakat apa yang harus dilakukan ketika ada orang yang menderita TBC, untuk itulah peran media massa di sini menjadi penting sebagai penyambung lidah. Begitulah yang disampaikan oleh Ibu Dra. Ruly Narulita selaku Kepala SSR dan Ketua Yayasan YABHYSA Kota Malang.

Apa itu YABHYSA Kota Malang? Yakni sebuah Lembaga yang memiliki visi menjadi lembaga pengembangan potensial dan peningkatan kualitas hidup. Secara khusus yang ditangani dalam hal ini adalah kasus TBC di Indonesia.

Untuk diketahui TBC atau Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium tuberculosis) yang bukan penyakit keturunan atau kutukan, bahkan guna-guna. Bukan ya! Namun TBC dapat menyerang siapa saja, dan penyakitnya bisa disembuhkan, dan sebagian besar menyerang paru-paru (namun dapat juga menyerang tulang, kelenjar, serta kulit).

Untuk gejala utama TBC pada orang dewasa yakni jika ada batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu baik berdahak maupun tidak berdahak disertai dengan meriang (demam), nyeri dada, berkeringat tanpa sebab (terutama pada sore hingga malam hari), nafsu makan menurun, dan diikuti dengan berat badan yang menurun juga.

Penularan TBC pun juga patut kita waspadai. Karena penularan TBC melalui udara, komponen yang tidak bisa kita hindari ketika menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu TBC juga menular melalui percikan dahak penderita dan dipengaruhi oleh jumlah kuman, lama kontak dan juga daya tahan tubuh kita.

Mudahnya penularan kasus TBC ini mengakibatkan banyak stigma negatif yang timbul di tengah-tengah masyarakat. Bahkan ada satu kasus yang pernah didampingi oleh Yayuk Widiana, selaku bendahara YABHYSA Kota Malang, ada salah satu penderita TBC yang mendapat perlakuan menyedihkan dari keluarganya sendiri.

Karena keluarganya takut tertular, penderita disewakan bedak (tempat berjualan orang-orang di pasar) sebagai tempat tinggalnya. Untuk istirahat, makan, minum, dan aktivitas lainnya. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan. Padahal penanganan kasus penderita TBC bisa langsung dikomunikasikan dengan Rumah Sakit, kader YABHYSA dan tentu saja membutuhkan peran serta keluarga sebagai bentuk dukungan bagi penderita.

Mereka hanya ingin sembuh, tidak dijauhi tidak juga dikucilkan. Maka ini menjadi tugas kita bersama untuk memberikan edukasi pada masyarakat bahwa penderita TBC berhak mendapatkan pelayanan yang sama sebagaimana kita semua. Selain itu penyakit TBC juga bisa diobati sampai sembuh dan tidak harus dikucilkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline