Lihat ke Halaman Asli

Citizen Journalism “Jurnalisme Warga”

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos


Sekarang ini dengan perkembangan teknologi komunikasi tanpa dipungkiri lagi citizen jurnalism telah menjadi suatu fenomena baru dalam masyarakat. Citizen jurnalism membuat masyarakat bebas mempublikasikan setiap pendapat, kejadian yang terjadi dalam suatu daerah, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, tentunya masyarakat tidak terlepas tanggungjawab terhadap informasi yang diberikan tersebut.

Citizen jurnalism berasal dari bahasa inggris yang diartikan sebagai jurnalisme warga, yang memiliki arti warga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengumpulan data, pelaporan, melakukan analisis serta penyampaian informasi dan berita. Warga memiliki peran aktif dalam hal ini, sehingga terkadang informasi atau berita yang dibuat oleh warga tersebut digunakan oleh beberapa media massa baik itu laporan secara langsung maupun diambil dari situs pribadi warga tersebut.

Citizen jurnalism di Indonesia bermula ketika terjadinyaTsunami Aceh pada tahun 2004 yang diliput oleh korban tsunami tersebut. Yang pada kejadian tersebut tidak memungkin setiap wartawan masuk karena semua jalan sudah ditutup, sehingga warga tersebut melaporkan kejadian dan kondisi yang terjadi saat itu. Hal ini telah membuat berbagai macam video mulai bermunculan di berbagai media massa sampai dengan saat ini, salah satu contohnya yaitu kejadian gunung kelud yang mana laporan langsungdari warga dan adanya beberapa video keadaan dari dampak erupsi gunung kelud tersebut.

Dengan adanya internet juga telah menunjang seseorang ikut berpartisipasi melalui akun pribadinya baik itu melalui Facebook, twitter, blog dan sebagainya. Semua ini bisa dibilang tanpa ada terkecuali. Dalam tulisannya JamesF. Moore yang berjudul The Second Superpower Rears its Beatiful Head mengemukakan “ The internet and other interactive media continue to penetrate more and more deeply all word society, and provide a means for instantaneous personal dialogue and communication across the globe. The colletive power of texting, blogging, instant messaging, and email across millions of actorts cannot be overestimated” .

Menurut Steve Outing dalam tulisannya The 11 Layers of Citizen Journalism langkah-langkahnya yang dilakukan dalam citizen jurnalism sebagai berikut :

1.The First Step: Opening Up To Public Comment (Citizen journalism membuka ruang untuk komentar publik).

2.Second step: The citizen add-on reporter (Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari artikel yang ditulis).

3.The citizen bloghouse (Bloghouse warga)

4.Now we’re getting serious: Open-source reporting

5.Newsroom citizen ‘transparency’ blogs (Newsroom citizen transparency blogs)

6.The stand-alone citizen-journalism site: Edited version (Stand-alone citizen journalism), melalui proses editing.

7.The stand-alone citizen-journalism site: Unedited version (Stand-alone citizen jurnalism), tidak melalui proses editing.

8.Add a print edition, Gabungan stand-alone citizen jurnalism website dan edisi cetak.

Dengan adanya citizen jurnalism tentunya memiliki kekurangan baik dari segi cara penyampaian informasinya, nilai beritanya, dan unsur W + 1 H. Citizen jurnalism juga harus memperhatikan kode etik pers.

Referensi :

http://www.poynter.org/uncategorized/69328/the--‐11--‐layers--‐of--‐citizen-‐journalism/

http://extremedemocracy.com/chapters/Chapter%20Two--‐Moore.pdf




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline