DBD atau Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu isu penyakit di Indonesia yang tingkat penyebarannya termasuk yang tertinggi di antara megara-negara Asia Tenggara lainnya. Penyakit ini termasuk penyakit infeksi berbasis lingkungan yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD sering menyerang anak-anak dan orang dewasa, terutama saat musim hujan. Hal ini dikarenakan, pada musim hujan nyamuk Aedes aegypti lebih banyak berkembang biak. Selain itu, seseorang yang berada di daerah yang padat penduduk dan dengan kasus demam berdarah yang tinggi lebih beresiko terkena DBD.
Hampir seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia endemis terhadap penyakit ini. Sejak ditemukan pertama kali, saat ini penyebaran penyakit DBD semakin meluas mencapai seluruh provinsi di Indonesia. Penyebab terjadinya peningkatan kasus DBD di beberapa provinsi, antara lain kurangnya komitmen antara pemerintah dan masyarakat, serta belum adanya pengendalian DBD secara komprehensif. Tidak hanya itu saja, faktor perilaku pada masyarakat juga menjadi penyebab adanya penyakit DBD, seperti kurangnya kepedulian dan kesadaran diri untuk melakukan pencegahan DBD yang baik dan benar.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan atau kematian yang disebabkan oleh virus ini antara lain, pengendalian vektor (abatesasi dan fogging), diagnosis dini, pemberantasan dan pengobatan cepat dan tepat. Untuk meningkatkan upaya pemberantasan DBD, harus dilakukan peningkatan mutu, jangakauan pelayanan, peningkatan kemampuan individu, dan yang paling penting kepedulian masyarakat terhadap program inovatif . Salah satu program inovatif yaitu, 3M (Menguras tempat penampungan air, Menutup wadah penampungan air dan Mengubur sampah atau barang bekas).
Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan masyarakat juga sangat diperlukan dalam pencegahan DBD. Adanya dukungan dari tenaga kesehatan masyarakat akan memengaruhi perubahan perilaku masyarakat yang tadinya tidak peduli akan program inovatif pencegahan DBD menjadi peduli dan menerapkan program tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kesiapsiagaan tenaga kesehatan masyarakat juga memengaruhi terjadinya penurunan kasus DBD seperti adanya petugas lapangan dan petugas jumantik yang secara berkala mengadakan pemantauan. Semakin besar dukungan tenaga kesehatan, semakin baik pula perilaku masyarakat terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Selain dukungan dari tenaga kesehatan, ada juga fasilitasi kesehatan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam pencegahan DBD dan meningkatkan pemanfaatan pelayanan di bidang kesehatan. Fasilitasi dapat digunakan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengenali kebutuhan, hambatan yang terjadi serta mengidentifikasi potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan permasalahan pada masyarakat terutama permasalahan pada penyakit DBD. Penanggulangan DBD melalui pendampingan fasilitator, baik kader masyarakat maupun tenaga kesehatan masyarakat. Peran fasilitator sebagai pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan, terutama untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai PSN. Alat yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan Fasilitasi Kesehatan Masyarakat adalah dengan menggunakan Metode Monopoli Edukasi Kesehatan yang berupa permainan yang berisi pesan singkat atau pengetahuan edukasi kesehatan terkait Demam Berdarah Dengue. Tujuan dari Fasilitasi Kesehatan ini adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadaot perilaku pencegahan DBD.
Menurut kesimpulan saya, peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting dan dibutuhkan untuk menanggulangi penyebaran penyakit DBD. Dengan adanya dukungan dan himbauan dari tenaga kesehatan, masyarakat yang awalnya tidak peduli menjadi sadar dan waspada akan penyebaran penyakit DBD. Selain itu, tidak hanya tenaga kesehatan masyarakat, namun petugas lapangan dan petugas jumantik pun ikut berpartisipasi bersama tenaga kesehatan masyarakat dalam menjalankan program kegiatan yaitu mengadakan pemantauan secara berskala. Program tersebut merupakan langkah yang sangat penting untuk menurunkan angka kasus penyakit DBD.
KATA KUNCI: Demam Berdarah, DBD, Pencegahan, Tenaga Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Meva, Nareza. 2023. Demam Dengue. https://www.alodokter.com/demam-dengue [online]. (diakses tanggal 11 September 2024).
Dr. Rizal, Fadli. 2024. Demam Berdarah. https://www.halodoc.com/kesehatan/demamberdarah?srsltid=AfmBOopthGfr-l_lcW5daNDFvxOzKkYIIy4tgWaP0vlyhgWEbxUnwpRz [online]. (diakses tanggal 12 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H