Lihat ke Halaman Asli

Ormotion: Organizing Emotion Metode Pengenalan Emosi yang Mudah untuk Anak Sekolah Dasar

Diperbarui: 27 April 2022   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Dokpri

PMM merupakan salah satu program yang diciptakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai salah satu jembatan bagi Mahasiswa/i UMM untuk bisa mengaplikasikan program-program kerja mereka yang berhubungan dengan jurusan yang mereka ampu di UMM kepada masyarakat Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan kepanjangan dari PMM itu sendiri yakni Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM). 

Hal itulah yang dilakukan kami selaku anggota dari kelompok 95 gelombang 4 yang mengadakan program kerja PMM kami di salah satu sekolah dasar yang ada di Kabupaten Malang, yakni SDN Tegalgondo yang terletak di Jl. Raya Tegalgondo No.1, Babatan, Tegalgondo, Kec. Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Kami dibimbing oleh Ibu Indri Wahyuningsih, S.Kep. Ns., M.Kep yang merupakan salah satu dosen yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang.

Kami yang beranggotakan Jevienka Aurellia Septiavioni, Dekande Manta Shandyka, Adila Safitri, Rizkiya Ramadina Putri, dan Ferdy Aprizal merupakan mahasiswa/i UMM jurusan Psikologi. 

Pada program kerja PMM kami, kami mengadakan program yang bernama Ormotion atau kependekan dari Organizing Emotion. Program ini diciptakan sebagai salah satu upaya kami dalam memperkenalkan 5 dasar emosi atau perasaan kepada siswa-siswi di SDN Tegalgondo. 

Ormotion ini sendiri terinspirasi dari film animasi Disney yakni Inside Out, dimana pemeran utamanya memberikan gambaran pengaruh variasi 5 emosi dasar manusia pada kualitas dan keadaan diri. 

Alasan diciptakannya program ini salah satunya adalah karena masih banyak anak-anak di Indonesia yang masih tidak mengenali emosi yang mereka rasakan, bagaimana cara menghadapi emosi tersebut, bahkan mereka masih salah dalam menanggapi beberapa emosi-emosi negatif seperti sedih, marah, dan takut.

Kami mendapati bahwa kebanyakan dari mereka khususnya anak laki-laki bahwa menangis itu adalah tanda kelemahan dan banyak dari mereka jika melihat teman laki-laki mereka menangis, mereka akan mengejek anak laki-laki tersebut dengan sebutan 'cengeng'. Padahal sebenarnya, menangis merupakan salah satu bentuk ungkapan kita ketika kita merasa sedih, marah, ataupun takut. 

Streotype yang ada di masyarakat mengenai laki-laki itu tidak boleh 'cengeng' juga sebenarnya salah. Karena siapapun bisa mengungkapkan emosinya dengan menangis dan itu bukan salah satu bentuk kelemahan bagi seorang laki-laki.

Program ormotion ini kami lakukan dengan cara memberikan mereka 5 pita warna-warni yang mewakilkan perasaan atau emosi yang sedang mereka rasakan saat itu. 5 warna tersebut diantaranya biru yang artinya sedih, kuning yang artinya senang, merah yang artinya marah, hijau yang artinya jijik, dan cokelat yang artinya takut. 

Anak-anak yang memilih pita tersebut bervariasi, ada anak yang sedang merasa senang, anak yang sedang merasa marah, dan anak lainnya ada yang sedang merasa sedih. Setelah mereka mengambil masing-masing pita yang mewakilakn perasaan mereka tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline