Lihat ke Halaman Asli

Komedi Ahad di Hari Ibu

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

22 Desember katanya Hari Ibu.
atau bahasa Inggrisnya Mother Day.

Melihat beberapa peristiwa-peristiwa dan membandingkan dalam peringatan di hari-hari sebelumnya,

baik tentang Hari anti Korupsi,  Hari buruh, Hari cegah AIDS, dll. Imajinasi sontak membawaku kedalam dunia khayalku.

Aku membayangkan tentang peringatan Hari Ibu.

ketika Hari Ibu  tiba, maka setiap Ibu-ibu di Indonesia akan turut ke jalan untuk menuntut haknya sebagai Ibu-Ibu. dimana ada beberapa Hak yang mereka tuntut ke suaminya, misalnya;

1.Menaikkan UMR belanja bulanan
Ibu-ibu menuntut kenaikn UMR dari suami-suaminya karena belanja bulanan di tahun ini agar kiranya di tambah, sebab harga-harga kebutuhan ibu-ibu di pasar telah melonjak drastis. ini dipengaruhi oleh nilai tukar dollar yang tinggi. misalnya harga "legging"
entah kenapa Ibu-Ibu saat ini identik dengan legging? yang kata saya, "itu bukanlah legging, tetapi celana dalam panjang". yang ibu-ibu bilang; "kalo kita mengenakan legging itu akan seksi" tuturnya. walaupun lemak  dipaha semakin padat besar yak bu? dan walaupun tampak seakan memaksa menekan, yang entah kapan celana dalam panjang  itu akan sobek. Legging sepertinya telah menjadi pakaian wajib, mana kala ibu-ibu lorong akan memulai forum diskusinya (bergosip ria), disaat salah seorang member tidak mengenakan legging, sabar saja, sebab anda akan menjadi target gosip hari ini. tradisi gosip ria di kalangan ibu-ibu saat ini sepertinya telah turun temurung dari buyut masing-masing.

karena itu muncullah beberapa pemikiran-pemikiran negatif yang mempengaruhi saya.
mana kala saya melihat Ibu-ibu mengenakan legging, dipikiran saya sudah pasti akan menjudge, bahwa dia adalah ibu-ibu tukang gosip.
2. Meminta kantor-kantor untuk tidak menambah Jam kerja kantor (Lembur)
Aspirasi ini sepertinya dilempar dan ditujukan ke setiap Direktur, atau Atasan setiap perkantoran. soalnya "lembur"  menjadi faktor pertama yang mengakibatkan banyaknya rumah tangga yang gagal. ketika suami ibu-ibu lembur, inilah yang menyebabkan banyaknya ibu-ibu yang selingkuh karena menjadi jablay.
jadi tidak heran ketika di THM dan sejenisnya selalu saja kita menemukan ibu-ibu yang "sakit".
dan ketika benar aspirasi Ibu-ibu ini tidak segera di turuti, maka ini akan memicu terjadinya dimana Ibu-ibu akan mulai anarkis dalam berdemonstrasi. tapi yang saya takutkan, bukanlah ketika ibu-ibu ini harus bentrok dengan pihak pengamanan, melingkan... jangan sampai Ibu-Ibu kita ini CINLOK (Cinta Lokasi) dengan mereka (pihak pengamanan). kasihan bapak-bapak kita.
jika sekiranya Hari Ibu ini dirayakan layaknya Hari Buruh.

Berbeda lagi, ketika Hari Ibu diperingati seperti Hari cegah AIDS.
Otomatis kita harus membagikan ibu-ibu kita.. layaknya kemarin pemerintah membagikan kondom gratis untuk sebagian orang dewasa. -____-

Dan jika sekiranya Hari Ibu, di upacarakan layaknya Hari Proklamasi Kemerdekaan.
otomatis kita harus menggantung ibu-Ibu di tiang bendera, lalu mengibarkannya.. seraya kita hormat kepadanya. oh.. maaf kan kami ibu. dll..

Mungkinkah anda akan memperingati Hari Ibu seperti apa yang ada di pikiranku saat ini?
jika di Hari Ibu hal-hal seperti ini terjadi.
maka yakin saja kisah maling kundang akan terulang kembali (untuk seorang anak laki-laki) dan kisah maling kundang wati akan terulang. (untuk seorang anak perempuan)
* * *

Menurutku.. Setiap hari adalah Hari Ibu, dimana setiap hari pastilah kita mendoakannya.
hari-hari di dunia takan mampu menutupi pengorbanan ibu-ibu kita selama ini. Salam

#Komedi Ahad




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline