Lihat ke Halaman Asli

Coretan di Angka 18:19

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

" Aku yakin besok atau lusa sosok pejuang di Negeri ini akan kembali meneriakkan kemenangannya. Jangan cemas bung, karena sebelumnya di Negeri kita ini telah melahirkan banyak pejuang-pejuang seperti itu " #AJD

tak henti-hentinya rangkaian kata itu ucapkan dalam pikiranku.
sebab aku percaya, akan ada hari di mana sosok itu akan tersenyum kepada seluruh jiwa di negeri ini.
siapkah anda tersenyum untuk itu?

* * *
Di tahun ini 2013, tidak sedikit orang yang berkata bahwa ini adalah tahun di mana penduduk negeri ini mempersiapkan diri untuk turut dalam "Pesta demokrasi"
Euforia apa yang akan terjadi di dalamnya?
itu bukan yang pokok pembahasan dalam tulisan ini.
* * *

Lihat wajah-wajah mereka. berlomba-lomba menjadi "kambing congek" oleh calon-calon itu.
tidak sadarka kita?
siapa sosok itu?
siapa mereka?
yah, orang-orang itu.
orang-orang yang tidak jelas dari mana asalnya, lalu dengan "PEDEnya" memajang tampangnya di persimpangan, pinggir-pinggir jalan dengan media baligho, dan meminta kita untuk memilihnya?
hanya dengan bermodal janji-janji, yang sebenarnya janji-janji yang mereka umbar itu telah menjadi hak kita sebelumnya.
Sadarkah kita tentang hal itu?..
mereka asyik memainkan dramanya yang busuk di depan kita.
karena itu kita jangan mau bodoh untuk terlena dalam sandiwaranya. mereka adalah orang-orang yang tidak jelas dari mana asalnya, hanya karena punya banyak uang, lalu mereka akan membeli sejarah kita.
jangan biarkan itu bung.

kita terlalu banyak takut..
(jangan pernah menghamba kepada ketakutan, sebab ketakutan hanya akan memperpanjang barisan perbudakan #wiji tukul)
yah.. kita terlalu takut untuk mati karena kelaparan. #soal perut
padahal jika kita sadar.. kelaparan itu tidak akan terjadi jika Negeri ini di pimpin oleh seorang Pemimpin.
President atau Ketua atau orang nomor 1 belum tentu seorang pemimpin. #ingat.

karena itu bung.. bungkus ketakutan kita. kubur dia di sudut pikiranmu yang tak akan kita pikirkan lagi hingga kau tak mampu berfikir.
ceritakan kepada anak mu kelak bahwa kita akan berhenti menjadi saksi pembodohan di negeri ini.
cukup sudah sandiwara ini.
karena kita tahu siapa pemimpin itu.

* * *
esok jika mentari telah menghilang di ujung barat.
sedih itu menghilang seiring kepergiaan cahayanya.
persiapkanlah senyummu untuk hari esok.
karena pejuang itu akan kembali di hadapan kita.

aku ingin kita sadar bung.
buka mata lalu menatap generasi-generasi yang akan melanjutkan cerita di Negeri ini.

@tendradjachrir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline