Film superhero sangat populer di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu film yang menjadi buah bibir di seluruh belahan dunia tahun 2019 adalah Avengers : End Game yang diproduksi oleh Marvel.
Di Indonesia, film ini mencetak sejarah baru karena untuk pertama kalinya diputar di bioskop 24 jam sehari mulai dari pukul lima pagi. Bahkan saya pun ikut antusias membeli tiket pre-sale secara daring seminggu sebelum jadwal tayang perdana.
Fenomena ini menimbulkan rasa penasaran di benak saya , 'Mengapa orang lain, termasuk saya sangat antusias menonton film superhero? Apa saja daya tarik dan pengaruhnya?"
Secara umum, film superhero menyajikan cerita manusia dengan kekuatan istimewa yang bertujuan untuk menyelamatkan dunia dari bahaya. Karakter superhero yang ditampilkan biasanya gigih berjuang, pantang menyerah, dan lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Sisi kemanusiaan yang ditonjolkan inilah yang menjadi daya tarik utama film superhero. Akibatnya, penonton merasa terlibat secara emosional ke dalam alur cerita.
Sebagai salah satu penggemar film superhero, saya akan mencoba mengulik daya tarik dan dampaknya lebih mendetail.
Pertama, melalui film superhero, kita sebagai penonton menyaksikan bahwa pengalaman tokoh mewakili sebagian kenyataan hidup yang juga kita alami. Akibatnya, muncullah perasaan 'terhubung' antara kita dengan tokoh-tokoh superhero.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat kita menyadari pengalaman yang menyakitkan juga dialami oleh orang lain, maka kita akan merasa lebih dekat dengan orang itu. Perasaan 'terhubung' ini mempengaruhi perubahan fisiologis pada tubuh kita yaitu meningkatnya hormon oksitosin. Dampaknya, kita merasa relaks dan lebih nyaman. Selain itu, kita pun menjadi lebih peka terhadap kemalangan atau kesusahan yang dialami orang lain.
Kedua, film superhero juga menunjukkan adanya perubahan besar dan tak terduga. Sebuah penderitaan, diproses dan diubahkan menjadi kebahagiaan. Penonton pun menjadi kagum akan kemampuan superhero dalam mengatasi masalah yang datang silih berganti. Hebatnya lagi, superhero tetap mementingkan orang lain daripada diri sendiri. Karakter inilah yang membuat para penonton mengidolakan tokoh tertentu dan akhirnya terinspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, Batman (Bruce Wayne) adalah anak yatim piatu yang menderita dan kesepian, namun ia memanfaatkan semua kekuatan dan potensi yang ia miliki untuk tujuan mulia - menyelamatkan Kota Gotham dari bahaya.