Lihat ke Halaman Asli

Jessyka Malau

Psikolog Klinis

Puisi | Hujan Malam Itu

Diperbarui: 28 Oktober 2018   23:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

123rf.com

Hujan menderu-deru
Mematahkan mahkota bunga yang terbuka
Membangunkan cacing tanah yang terlelap
Menyegarkan akar tandus yang haus

Hujan ditemani gemuruh
Dibenci oleh pejalan kaki
Disumpah serapah oleh pengendara
Disambut mesra para penawar jasa

Hujan deras malam itu
Di bawah atap kokoh
Di atas kasur empuk
Di balik selimut tebal

Anak itu tidur nyenyak
tanpa sedikitpun rasa sesak
Bermimpi yang indah
tanpa perlu menghitung domba

Hujan lebat malam itu
Di bawah atap kardus
Di atas tanah berbatu
Di balik kain bekas yang kotor

Anak ini melingkar bagai janin
menggigil tak tahan dingin
berdoa dengan suara lemah,
'Tuhan, semoga hujan reda'

Jakarta, 28 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline