Lihat ke Halaman Asli

Jesslyn Evangely Wijaya

Mahasiswi 22 Universitas Parahyangan Bandung

Pandemi Covid-19 : Prospek Cerah Bisnis Digital?

Diperbarui: 28 Januari 2023   23:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan pola pikir serta perilaku manusia yang mendorong masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dan stay at home. Banyak perusahaan yang terkena dampak buruk dari Pandemi Covid-19, khususnya perusahaan yang masih menerapkan bisnis konvensional didalamnya. Badan Pusat Statistik juga menyebutkan pada Agustus 2020 lalu, sebanyak 15,72 juta orang mengalami pengurangan jam kerja akibat Pandemi Covid-19. Sebanyak 1,11 juta orang juga tidak bisa bekerja karena adanya pandemi. Sementara itu, terdapat 650 ribu penduduk bukan angkatan kerja yang pernah berhenti kerja karena corona sejak Februari 2020. Dampak pandemi terhadap ekonomi juga tidak hanya menyebabkan peningkatan pengangguran, namun juga berdampak pada start up digital. Start up atau perusahaan yang baru dirintis ternyata banyak mengalami perubahan selama pandemi. Didukung lagi dengan adanya perkembangan internet yang saat ini menjadi kunci dari adanya penanggulangan ekonomi di pandemi ini dengan cara menghubungkan seluruh komunitas digital. Dari semua aspek kehidupan manusia yang terkena dampak kehadiran internet, sektor bisnis menjadi sektor utama dari perkembangan teknologi informasi dan sistem telekomunikasi yang tumbuh dengan sangat cepat. Perkembangan ini membawa mobilitas dalam dunia perdagangan dengan kemampuan layanan jasa dan barang yang sangat cepat sesuai dengan permintaan konsumen. Dengan pergerakan tersebut, kini muncul transaksi yang menggunakan media internet dengan tujuan menghubungkan produsen dan konsumen. Melalui perangkat digitalisasi ini seluruh manusia memiliki kesempatan serta peluang yang sama untuk bersaing dan berhasil dalam sektor bisnis digital. Perlu kita sadari, Pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor perekonomian di Indonesia justru menjadi peluang untuk beralih dari bisnis konvensional ke bisnis digital.

Perkembangan E-commerce dalam Bisnis Digital di Masa Pandemi
Salah satu transaksi bisnis yang menjadi sorotan pada esai ini adalah e-commerce atau e-business. Melalui media ini banyak perusahaan atau start up baru yang muncul dengan membawa mobilitas ke digital bisnis. Prof. Sri Adiningsih, M.Sc., Ph.D., dalam Webinar Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, mengatakan “Adanya peningkatan perusahaan mikro dan perusahaan di sektor manufaktur yang telah mengadopsi penggunaan platform digital sebanyak 59% sejak Oktober 2020 dan Covid-19 telah mendorong perubahan perilaku konsumen dan bisnis, banyak diantaranya akan bertahan hingga tingkat yang berbeda-beda dalam jangka panjang”. Potensi peralihan ke bisnis digital ini tidak bisa dipandang sebelah mata saja. Pasalnya dari data analisis Ernst & Young memberikan hasil analisis terkait dengan pertumbuhan nilai penjualan online di tanah air setiap tahunnya yang meningkat 40%. Tidak hanya itu saja, e-commerce kini juga dikatakan sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat di kota- kota besar dari berbagai negara, mulai dari Indonesia hingga Amerika Serikat. Kita dapat mengaitkan kehidupan di Amerika Serikat yang sudah serba digital, baik ranah transaksi menggunakan e- money maupun pembelanjaan melalui e-commerce dan e-business yang kini sudah tersedia di ponsel pintar yang mayoritas masyarakat miliki dengan kemudahan akses yang diberikan. Misalnya di Amerika sendiri, terdapat perusahaan e-commerce yang cukup besar dalam mendukung pembelanjaan secara online yaitu Amazon dan Alibaba. Kedua perusahaan ini tentunya memiliki lisensi di berbagai negara terkait dengan keuntungan yang dapat diterima oleh konsumen maupun produsen yang dipertemukan melalui komunitas digitalisasi ini. Sebagai bangsa yang mengikuti perkembangan zaman, sudah patut dan selayaknya kita mengaplikasikan perubahan serta peralihan bisnis digital ini ke kehidupan sehari- hari. Dan di Indonesia sendiri sudah banyak mayoritas di kota- kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan sebagainya, yang telah menggunakan e-commerce sebagai bagian dari kehidupan transaksinya sehari- hari. Dan tidak hanya itu saja, saat ini juga mulai banyak start up dan perusahaan yang muncul dengan membawa perubahan bisnis digital, dan bahkan perusahaan ini juga sudah mendapatnya Good Will di mata dunia.


Perkembangan Bisnis Youtube dalam Dunia Digital di Masa Pandemi
Dilansir dari situs Kompas.com, Induk perusahaan Google, Alphabet mengumumkan laporan pendapatannya untuk kuartal 1- 2020. Ada sektor bisnis Alphabet yang ikut merosot akibat Pandemi Covid-19. Tapi ada pula yang justru menanjak di tengah-tengah wabah, seperti bisnis YouTube. Ia menyatakan “Pada kuartal I-2020, YouTube meraup pendapatan iklan sebesar 4,04 miliar dollar AS (Rp 60,2 triliun) atau naik 33 persen dari periode yang sama tahun lalu yang meraup 3,03 miliar dollar AS (Rp 45,2 triliun)”. Disini dapat kita lihat peningkatan dengan peralihan ke digital yang bisa digunakan sebagai prospek cerah digital bisnis. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah youtuber. Yang mana secara tidak langsung sudah membuktikan bahwa media online ini memang terbukti bisa menjadi cara untuk menghasilkan uang. CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai mengatakan, “Selama pandemi penggunaan layanan Google, termasuk YouTube diklaim meningkat. Ia sesumbar waktu menonton di YouTube naik, khususnya untuk siaran langsung”. Sebenarnya bukanlah hal yang aneh jika makin banyak orang yang bersaing untuk mendapatkan penghasilan melalui platform digital khususnya melihat era pandemi yang terjadi saat ini. Namun dengan menjadikan digitalisasi sebagai tempat untuk menghasilkan uang memiliki satu nilai lebih dari berbagai manfaat yang terdapat didalamnya. Misalnya dapat dianalogikan, masa pandemi seperti sekarang ini tentu banyak orang yang bekerja dan belajar dari rumah. Yang mana hal ini bisa saja memicu rasa bosan atau bahkan stress. Untuk itulah kita harus mencari solusi terkait pengadaptasian masalah tersebut. Salah satu caranya adalah dengan berkreasi melalui platform digital. Kita bisa membuat konten atau video yang menarik, edukatif dan inspiratif, kemudian menguploadnya ke youtube channel. Selain sebagai bentuk menyalurkan hobi dan kreatifitas, hal ini juga bisa digunakan sebagai sarana mendapatkan penghasilan atau uang di era pandemi.


Perkembangan Profesi Influencer dalam Bisnis Digital di Masa Pandemi
Peralihan ke bisnis digital ini, tentu tidak jauh- jauh dengan keterkaitan internet dan media sosial. Tersedia banyak peluang yang memungkinkan kita untuk mendapatkan penghasilan hanya dengan berdiam diri di rumah saja. Saat ini, media sosial juga dihebohkan dengan profesi yang cukup hits, yaitu influencer. Direktorat Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat (2021) menyatakan bahwasanya, “Berdasarkan fakta masih rendahnya kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19, maka dibutuhkan penguatan narasi solidaritas sosial, salah satunya melalui pengaruh persuasif dari kalangan yang mampu memikat perhatian sekaligus memberi pengaruh kepada masyarakat”. Influencer dalam hal ini dinilai dapat berkontribusi untuk meneruskan strategi komunikasi pemerintah terkait pencegahan Covid-19 dan dapat dimanfaatkan sebagai role model untuk mengajak masyarakat agar mengubah perilaku di tengah pandemi Covid-19. Semenjak kemunculan kasus pertama Covid-19 di Indonesia, banyak aksi sosial yang melibatkan influencer seperti penggalangan dana bantuan pandemi, sosialisasi anjuran dengan tagar #DiRumahAja melalui media sosial hingga pengiriman bantuan sosial berupa masker dan sembako. Selain itu, beberapa artis terkenal Indonesia juga turut mengajak masyarakat untuk menggunakan masker kain melalui tagar #MaskerKainUntukSemua. Dan tentunya profesi ini memiliki peran yang cukup penting dalam membawa peralihan dari media konvensional ke media digital. Profesi satu ini kian disukai oleh banyak orang dengan hanya memiliki tugas atau pekerjaannya yang mereview produk saja tetapi bisa mendapatkan penghasilan yang lumayan banyak. Memang tidaklah mudah untuk menjadi influencer di digitalisasi saat ini, karena persaingan yang memungkinkan semua orang untuk terjun ke dunia profesi satu ini, dan tentunya kita juga harus memiliki modal massa yang akan menjadi pengikut kita. Tanpa adanya fans atau follower, tidak menutup kemungkinan tidak ada brand yang tertarik untuk bekerjasama dengan kita. Melalui peralihan ke bisnis digital ini terdapat kaitan dengan berbagai platform online yang menyediakan peluang untuk mendapatkan profesi sebagai influencer, diantaranya melalui media TikTok, Youtube, Instagram, Facebook, dan Twitter serta bahkan kita bisa mengkombinasikan antara satu sosial media dengan sosial media yang lain.

Begitu banyak peluang dan manfaat dari adanya peralihan dari bisnis konvensional ke bisnis digital. Sebagai manusia yang harus melihat ke depan, sebaiknya kita mengambil sisi positif dari adanya Pandemi Covid-19 ini tanpa menitikberatkan ke dampak negatifnya saja. Pandemi yang awalnya berdampak buruk bagi sektor perekonomian di Indonesia, justru membawa banyak manfaat peralihan yang bisa kita kembangkan dalam menarik moda penghasilan di era pandemi saat ini. Bisnis digital membuat manusia belajar cara memanfaatkan kecanggihan teknologi ketika menciptakan sebuah produk atau memasarkannya. Berbagai cara dapat kita jalani untuk membawa peralihan ini ke sisi positif dalam kehidupan sehari- hari khususnya di era Revolusi Industri 4.0 yang serba canggih ini. Melalui peralihan yang ada, mari kita gunakan dan manfaatkan berbagai media digital yang telah disediakan supaya kita hidup lebih berkembang lagi kedepannya dengan mengikuti alur perkembangan zaman yang sudah serba digital ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline