Dalam berperilaku, manusia disertai dengan reaksi yang dapat berupa reaksi positif atau bahagia dan reaksi negatif atau tidak senang.
Kata emosi berasal dari "emotion" dalam bahasa Prancis dan "emovere" dalam bahasa Latin yang artinya bergerak keluar. Menurut para ahli, emosi merupakan ujung pangkal dari terbentuknya kognisi dan perilaku yang kemudian mengarahkan perilaku atau respons seseorang.
Awalnya emosi akan muncul saat ada rangsangan yang sumbernya dari dalam yang berupa lapar, ngantuk, haus, dan lain-lain ataupun rangsangan yang sumbernya dari luar yang berupa individu, barang, iklim, lingkungan, dan lain-lain. Kemudian rangsangan akan ditafsirkan menjadi hal yang membuat bahagia atau membuat sedih.
Setelah ditafsirkan, emosi diterjemahkan menjadi respons fisiologik dan motorik yang dapat berupa jantung berdebar, mulut terbuka, merinding, dan lain-lain.
Emosi terproses di dalam otak. Menurut JW Papez, respons emosional tergantung oleh sistem limbik yang bertanggung jawab terhadap terbentuknya stimulus afektif dan melibatkan beberapa area otak lain juga.
Biasanya, respons emosional disertai dengan perubahan fisik yang disebut juga autonomic response atau respons yang tidak bisa dikendalikan. Sistem Limbik juga mengatur respons otonom yang memberikan respons melalui sumsum tulang belakang.
Proses emosi afeksi dibagi ke dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat primer, sekunder, dan tersier (Panksepp dan Biven, 2012). Tingkat primer yang terdiri dari pengaruh sensorik yang memicu perasaan senang atau tidak senang, pengaruh homeostatis yang memicu rasa lapar atau haus, dan pengaruh emosional yang menimbulkan niat dalam suatu tindakan. Tingkat primer juga banyak dialami oleh binatang. Selanjutnya ada tingkat sekunder yang melibatkan memori.
Dalam tingkat sekunder, beberapa afeksi dihubungkan dengan pengalaman masa lalu. Terakhir ada tingkat tersier yang bisa mengontrol emosi. Dalam tingkatan ini, individu sudah bisa mengontrol rasa takut dengan memasang ekspresi tidak takut. Tingkat tersier terjadi di neocortical yang akan mempengaruhi berbagai ekspresi emosi sedangkan tingkat primer dan tingkat sekunder terjadi di subcortical atau di sistem limbik.
(Averill, 1975 dalam Feldman, 2003) Terdapat lebih 500 kata yang mendefinisikan emosi di dalam bahasa Inggris. Maka dari itu, emosi adalah sebuah konsep yang memiliki banyak sekali definisi sehingga tidak ada satupun yang bisa diterima secara universal. Terdapat dua opini mengenai bagaimana emosi dapat terjadi. Pertama adalah opini nativistik bahwa emosi merupakan bawaan.
Menurut Rene Descartes (1596-1650), manusia memiliki enam emosi dasar yang didapat sedari manusia lahir, yaitu cinta, rasa gembira, kemauan, benci, sedih, dan kagum.