Lihat ke Halaman Asli

UMKM Persewaan Baju Adat Anak Lesu Akibat Pandemi, Ini yang Dilakukan Mahasiswi KKN UNEJ

Diperbarui: 5 September 2021   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi Proker KKN kepada sasaran

Tak terasa sudah kurang lebih satu setengah tahun sejak kali pertama Pemerintah Indonesia merilis dan mengumumkan kasus COVID-19 pada Senin 2 Maret 2020 lalu. Dilansir dari laman resmi covid19.go.id , hingga berita ini dirilis pada Jumat (27/08/2021) pukul 10.10 WIB jumlah kasus covid 19 di Indonesia yang telah terkonfirmasi adalah sebanyak 4.043.736 jiwa. Jumlah kasus terkonfirmasi positif yang terus bertambah kian harinya memaksa pemerintah mengeluarkan kebijakan belajar dari rumah bagi siswa dan mahasiswa. Sekolah- sekolah dan kampus yang awalnya hanya diliburkan 2 minggu, kini berujung 2 kali lebaran Idul Fitri.

Liburnya sekolah - sekolah dan kampus juga menjalar pada nihilnya beberapa kegiatan tahunan sekolah yang berpotensi menciptakan kerumunan dan mengumpulkan massa dalam jumlah besar untuk meminimalsir penyeabaran virus covid 19. Hal ini menyebabkan sebagian pelaku usaha kehilangan konsumennya dan berimbas pada penurunan kesejahteraan perekonomian. Ibu Win contohnya. Seorang pemilik usaha persewaan baju adat anak yang berlokasi di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Keadaan usahanya saat ini menjadi lesu akibat pandemi covid 19 yang tak kunjung berlalu. Tidak adanya gelaran kegiatan tahunan sekolah seperti acara perpisahan dan juga karnaval pada hari - hari besar nasional, membuat usaha Ibu Win mengalami kemunduran.  Hal ini dikarenakan segmen pasar usaha Ibu Win adalah anak - anak usia PAUD yang membutuhkan baju adat untuk disewa dan digunakan pada acara- acara tertenu.

Lokasi usaha persewaan baju adat ini bisa dibilang cukup strategis karena dekat daerah pemasaran yaitu beberapa sekolah PAUD seperti Taman Kanak- Kanak dan Kelompok Bermain yang ada di sekitar lokasi usaha. Pada saat sebelum pandemi covid 19, usaha milik Ibu Win bisa menyewakan rata- rata 50 pcs baju adat anak dalam setahun. Lain halnya saat masa pandemi, usaha ini mengalami kemerosotan dengan hanya menerima sekitar 10 kali sewa pada tahun 2021 dan 0 kali sewa pada tahun 2020. Alasan inilah yang menjadikan penulis untuk memilih usaha persewaan baju adat anak milik Ibu Win sebagai target sasaran pada kegiatan KKN Back to Village 3 karena dirasa cocok dengan tematik yang dipilih penulis pada kegiatan ini, yaitu "PROGRAM PEMBERDAYAAN WIRAUSAHA MASYARAKAT TERDAMPAK COVID19". 

19-agustus-peilahan-bahan-baku-61285b1506310e56cb360202.jpeg

Berdasarkan kegiatan wawancara yang dilakukan penulis dengan target sasaran pada Sabtu (14/08/2021) terkait dengan keadaan kegiatan usaha persewaan baju adat anak milik Ibu Win serta analisis keadaan yang dilakukan penulis, penulis membrikan solusi untuk melakukan strategi pemasaran yaitu diversfikasi produk pada usaha beliau. Produk yang dipilih adalah pengait masker kain. Produk ini dipilih lantaran tersedianya kain perca sisa produksi baju adat yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pengait masker kain. Selain diversifikasi produk, penulis juga akan memberikan program pelatihan pembuatan foto dan video produk yang menarik sebagai media promosi produk hasil diversifikasi serta produk yang sudah ada sebelumnya. Diharapkan dengan adanya program dari kegiatan KKN ini, UMKM persewaan baju adat ini bisa menjadi lebih berkembang dan bertahan di masa sulit pandemi covid 19.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline