Jurnalisme dimulai dengan bentuk konvensional seperti yang kita ketahui melalui sebuah media koran yang memuat dengan berbagai berita ada dalam sebuah kertas koran dan dapat dibeli melalui langgangan koran maupun membelinya di pinggir jalan. Berkembannya era yang ada menghadirkan pula perkembangan teknologi yang ada dan sekarang ini dapat menghadirkan jurnalisme baru yaitu multimedia journalism melalui kehadiran internet.
Jurnalisme multimedia adalah sebuah bentuk jurnalisme yang menggabungkan berbagai bentuk media seperti teks, audio, video, dan grafik dalam menceritakan sebuah cerita atau melaporkan sebuah berita yang akan didistribusikan di berbagai platform yang ada melalui website, media sosial (Instagram, Youtube, Twitter), dan melalui perangkat seluler. Hal ini muncul karena hasil dari sebuah perubahan media modern yang memiliki tuntutan audiens dalam jurnalisme sehingga dibutuhkannya platform komunikasi yang menarik dan dapat mempertahankan perhatian dengan tetap menghormati nuansa dan kompleksitas pada sebuah berita.
Tuntutan audiens dari perubahan media modern pada jurnalisme muncul karena generasi Z dan strawberry generation lebih menyukai sebuah konten yang ringan dan menarik dengan visual yang lebih banyak dibandingkan tulisan sehingga adanya kebijakan storytelling pada berita jurnalistik. Oleh karena itu, jurnalis dituntun untuk memiliki skills yang lebih banyak tidak hanya menulis dan memberitakan berita saja tetapi juga harus memiliki kemampuan membuat konten, merekam konten, dan mengedit konten.
Contoh nya seperti pada Visual Interaktif Kompas (VIK) yang menampilkan jurnalistik modern yang menghadirkan visual yang sangat menarik dan memanjakan mata, audio suara yang mendukung visual supaya terasa lebih nyata, dan menghadirkan storytelling yang menarik untuk dibaca tetapi masih menggunakan prinsip jurnalistik dalam memberitakan sebuah informasi melalui bentuk yang lebih ringan untuk pembaca dan khalayak. https://vik.kompas.com/punan-batu-pengetahuan-yang-menumbuhkan-harapan/
Bagaimana Tantangan yang ada pada Jurnalisme Multimedia masa kini dan masa depan? Terdapat tiga tantangan yang akan dihadapi oleh jurnalisme pada masa kini dan masa depan yaitu AI atau Artificial Intelligence, Safety Jurnalism, News Avoidance, dan Siapapun dapat menjadi jurnalis di masa depan.
Artificial Intelligence dilansir dari Kompas.com adalah kecerdasan buatan yang memiliki kekuatan komputer atau robot dan dikendalikan oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia dengan kecerdasannya. Pada jurnalistik sudah mulai diberlakukannya AI untuk menjadi news anchor yang biasanya dilakukan oleh manusia seperti pada inews media group yang memberitakan mengenai keindahan Bahari Kepulauan Raja Ampat sebagai destinasi yang dapat dikunjungi untuk berwisata.
Selain menjadi news anchor dalam sebuah berita, AI juga memiliki sebuah portal berita yang semua beritanya ditulis oleh AI. https://newsgpt.ai
Meskipun AI dapat digunakan dalam tugas seperti mentranskrip wawancara, menyaring komentar pembaca, tetapi AI tetap memiliki kekurangan dibandingkan dengan jurnalis manusia karena AI tidak mempunyai kemampuan analisis dan intusiasi pada persoalan moral dan etika yang ada di sebuah negara dan masyarakat, tidak adanya emosi, humor, dan skeptisisme yang menandakan bahwa AI hanya sebuah robot, dan berita yang dihasilkan oleh AI bisa salah karena tidak adanya verifikasi dan pengeditan sebelum disebarkan kepada masyarkat.
Berita yang dihasilkan oleh AI juga tidak mendalam dan tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya, meskipun AI dapat membantu tugas jurnalis dalam membantu transkrip, membuatkan berita kronologi, mempercepat waktu seorang jurnalis tetapi hal ini juga dapat menjadi pisau bermata dua karena melemahkan jurnalis untuk mengasah kemampuannya dalam menuliskan sebuah berita dan mendapatkan informasi.