Lihat ke Halaman Asli

Jessica Gavrila

Mahasiswa , Freelancer

Jenar dan Solo Tahun1960

Diperbarui: 10 Januari 2024   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

  Jenar adalah seorang remaja berbakat dalam jurusan fashion desain. Gadis yang memiliki mata berkilauan dan senyumnya yang menular membuat setiap mata yang melihatnya kagum. Pemikirannya yang kreatif dan inovatif membawanya pada impian untuk menciptakan trend yang memukau di dunia fashion.

Solo, kota dengan warisan budaya yang begitu kental, menjadi latar belakang inspirasinya. Jenar ingin membawa keindahan klasik dan modern ke dalam karyanya.

  Suatu hari, saat sedang menjelajahi toko barang antik di pinggiran kota, Jenar menemukan sebuah mesin jahit tua yang sangat indah. Pemilik toko, Mbah Kung, memberi tahu bahwa mesin jahit itu datang dari era 1960-an milik seorang terpandang di kota Solo. Mitosnya mesin itu bisa membawa siapa pun yang berada di dekatnya kembali ke masa lalu.

Tidak percaya dengan apa yang ia dengar, Jenar memutuskan untuk mencoba mesin jahit tersebut. Tanpa peringatan, ruangan di sekitarnya berputar dan Jenar tiba-tiba berada di tengah-tengah kota Solo pada tahun 1960-an. Bangunan-bangunan kuno, mobil-mobil retro, dan pakaian gaya vintage memenuhi pandangannya.

  Dalam kebingungan, Jenar berjalan-jalan di sepanjang jalan-jalan yang ramai dengan orang-orang berpakaian seperti tokoh-tokoh dalam film lama yang pernah ia tonton. Dalam lamunnya, Jenar mendengar suara merdu seorang penyanyi muda memecah keheningan. Jenar mengikuti suara itu dan menemukan panggung kecil di salah satu bar malam. 

Di atas panggung, seorang penyanyi bernama Silang menghipnotis penonton dengan suaranya yang emas. Jenar terpesona oleh pesona Silang yang memukau. Mereka bertemu setelah pertunjukan, dan Silang dengan senang hati memperkenalkan Jenar pada dunia malam yang penuh dengan seni dan ekspresi.

Keduanya menjadi teman dekat. Jenar berbagi impian desainnya dengan Silang, sementara Silang menceritakan keinginannya untuk menjadi penyanyi yang mempesona. Keduanya saling mendukung satu sama lain, menciptakan suasana yang penuh inspirasi di sekitar mereka.

Namun, seiring berjalannya waktu, Jenar mulai menyadari bahwa di balik pesona Silang tersembunyi cerita yang lebih dalam. Silang bermimpi untuk menjadi mempesona, tetapi impian tersebut dihantui oleh bayang-bayang masa lalu yang kelam. Jenar ingin membantu temannya, tetapi terjebak dalam pusaran waktu yang misterius, membuatnya sulit untuk memahami keputusan-keputusan Silang.

  Pada suatu malam, setelah pertunjukan yang memukau, Silang membawa Jenar ke sebuah tempat yang tersembunyi di tepi sungai. Di sana, di bawah sinar bulan, Silang mengungkapkan kegelapan yang selama ini ia sembunyikan. Impian masa lalu Silang tidak seindah yang diceritakannya. Bayang-bayang penyesalan dan kegagalan membayangi setiap langkahnya.

Meski terkejut, Jenar merasa terpanggil untuk membantu Silang menemukan kedamaian dalam dirinya sendiri. Bersama, mereka menjelajahi kembali kenangan-kenangan pahit yang telah lama terpendam. Di tengah rintik hujan, Jenar menyadari bahwa terkadang, proses penyembuhan membutuhkan waktu.

  Seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin dalam. Jenar, dengan kemampuan desainnya yang luar biasa, menciptakan busana yang merefleksikan keindahan dalam kegelapan. Silang menemukan kembali kepercayaan dirinya melalui lagu-lagu yang menceritakan kisah hidupnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline