Lihat ke Halaman Asli

Inovasi dan Pengembangan Produk Baru Di Industri Asuransi

Diperbarui: 28 Maret 2022   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : https://www.aarp.org/money/budgeting-saving/info-2020/too-much-insurance.html

Di era yang modern ini, Inovasi dan pengembangan produk merupakan salah satu hal yang sangat penting. Banyak dari perusahaan asuransi yang menganggap bahwa inovasi dan pengembangan produk merupakan salah satu hal yang tidak dapat dilewatkan dan harus dihadapi oleh perusahaan. Data yang berdasarkan survei menunjukan bahwa sebesar 82 persen perusahaan asuransi yang menganggap inovasi dan pengembangan produk merupakan sebuah tantangan sedangkan 12 persen menunjukan bahwa perusahaan asuransi tersebut merasa memiliki produk yang inovatif. Data tersebut merupakan angka yang cukup besar. Di Asia sendiri, perusahaan asuransi memiliki berbagai macam ciri khas yaitu mereka memiliki produk yang inovatif namun lebih fokus dan hanya memilih untuk mengembangkan produk asuransi tradisional. 

Selain itu, Mereka juga lebih menekankan produk layanan hanya kepada anak-anak dan orang lanjut usia dikarenakan menurut data survei dari McKinsey (2019) menunjukkan bahwa orang di China lebih mengkhawatirkan tentang perencanaan pensiun, asuransi kesehatan, dan pendidikan anak-anak. Di Indonesia sendiri, Banyak perusahaan asuransi yang memiliki inovasi yang kreatif namun hanya terpusat pada satu atau dua produk saja, seperti layanan asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Di masa pandemi ini, petinggi dari beberapa perusahaan asuransi di Indonesia mengatakan bahwa produk asuransi jiwa tradisional masih lebih diminati dan bahkan mendominasi jika dibandingkan dengan produk asuransi lainnya. Produk asuransi jiwa tradisional inilah yang nantinya membuat perusahaan asuransi susah untuk menciptakan dan mengembangkan produk baru. 

Di era sekarang ini, untuk bisa menciptakan produk baru dan membawanya ke pasar, perusahaan asuransi biasanya membutuhkan waktu sekitar 6 sampai 12 bulan. Hal ini terbilang cukup cepat dikarenakan banyak perusahaan asuransi yang mulai menggunakan teknologi informasi dan bekerja sama dengan perusahaan platform berbasis aplikasi yang bertujuan untuk mengembangkan produk dan menarik konsumen terutama kalangan milenial. Di Indonesia sendiri, sudah banyak dari berbagai macam perusahaan asuransi yang mulai bekerja sama dengan perusahaan yang berbasis aplikasi atau platform digital. Aplikasi atau platform digital ini sendiri merupakan inovasi terobosan baru dan mulai untuk dikembangkan. Aplikasi atau platform digital asuransi yang biasa dikenal dengan Insurtech inipun juga ternyata masih di dukung oleh para pemain tradisional asuransi atau yang dikenal dengan pialang asuransi. 

Pialang asuransi ini yang nantinya akan membantu para konsumen untuk menentukan dan menjelaskan fitur dan manfaat dari produk asuransi. Untuk dapat menjadi pialang asuransi ini biasanya para pemain asuransi tradisional akan mengikuti pelatihan dan mengerti tentang teknologi. Insurtech ini pun tentunya menciptakan inovasi di berbagai sektor kategori dan menimbulkan ancaman bagi para pemain lama. Namun, Inovasi aplikasi atau platform digital asuransi ini tentunya tidak membuat para pemain lama asuransi langsung menurun dikarenakan inovasi baru ini memiliki banyak tantangan dan belum dipercayai oleh banyak kalangan terutama untuk kalangan orang lanjut usia dikarenakan banyak dari mereka yang masih tidak mengerti tentang teknologi informasi. Selain itu, lambatnya pemberian informasi tentang produk sehingga tidak efektif dan membuat banyak konsumen tidak terlalu mengenal tentang manfaat dan fitur yang dimiliki oleh produk asuransi dan aplikasi yang kesulitan untuk membaca dan menerjemahkan portofolio konsumen, grafik, perhitungan, robot pembantu yang error, dan masih banyak lagi. Namun, Aplikasi atau platform digital ini ternyata memiliki banyak kelebihan seperti membantu perusahaan di bidang marketing agar dapat memasarkan lebih banyak produk dan penawaran asuransi ke berbagai golongan, lebih praktis dan mudah untuk diklaim, dapat meminimalisir kerugian, dan dapat meningkatkan konektivitas. 

Secara global, dari awal kemunculannya sampai dengan sekarang, Insurtech telah menaikkan kinerja dan keuangan dari perusahaan sebanyak kurang lebih 2 persen. Angka ini pun terbilang cukup besar dikarenakan Insurtech merupakan inovasi baru dan masih dalam masa pertumbuhan tetapi sudah mulai memiliki dampak terhadap perusahaan maupun industri. Namun, kemunculan Insurtech ini selain merupakan inovasi, mereka juga menyebabkan disrupsi terutama di bidang asuransi yang menggunakan pendekatan tradisional. Salah satu cara agar Insurtech dapat berkembang pesat adalah perusahaan asuransi harus menguasai dan menjelajahi pasar yang belum dimanfaatkan dan menangani kebutuhan yang belum terpenuhi, seperti contoh perusahaan asuransi yang berbasis aplikasi atau platform di Swedia menyediakan asuransi berpremi kecil di pasar negara-negara berkembang yang dimana memiliki penetrasi yang relatif tinggi dan cakupan yang relatif rendah. Dikarenakan perusahaan tersebut menyediakan asuransi berbasis aplikasi ataupun platform di pasar negara berkembang, perusahaan tersebut mengalami pertumbuhan yang solid sejak didirikan dan berhasil menjangkau 20 juta pelanggan di 15 negara. Contoh lainnya : Perusahaan asuransi di Amerika Serikat menerapkan Insurtech di perusahaannya yang dimana konsumen dapat membeli produk kapanpun dan dimanapun. Hal ini dapat meningkatkan kinerja dan penjualan produk di perusahaan dan dapat meningkatkan minat konsumen terhadap asuransi. 

Diluar negeri, Insurtech sendiri mampu menjangkau berbagai golongan dari kalangan lanjut usia sampai kalangan muda. Namun, Di Indonesia, pada saat sebelum pandemi Covid-19 produk asuransi baik yang tradisional maupun yang berbasis teknologi digital (Insurtech) hanya diminati oleh sedikit kalangan muda dikarenakan banyaknya kejadian salah beli dan maraknya berita penipuan ataupun kerugian dari nasabah asuransi di perusahaan-perusahaan asuransi besar. Namun, selama pandemi ini kalangan milenial di Indonesia sudah mulai tertarik untuk membeli dan menggunakan produk asuransi baik yang digital dan yang tradisional. Selain itu, mereka juga sudah mulai memahami pentingnya asuransi. Di Indonesia, Dari awal kemunculannya hingga sekarang perkembangan Insurtech sendiri relatif pesat karena memiliki ratio pembelian asuransi jiwa dari kalangan muda lewat platform atau aplikasi digital selama pandemi Covid-19 cukup besar kira-kira sebesar 40 persen di satu perusahaan asuransi.  

Kemunculan Insurtech ini membuat banyak produk asuransi tradisional mulai terancam karena tidak diminati oleh konsumen kalangan milenial dikarenakan selain banyaknya generasi milenial atau kalangan muda mulai menggunakan Insurtech. Selain itu, kalangan lanjut usia atau baby boomer pun juga mulai menggunakannya dikarenakan lebih praktis dan mulai memahami tentang teknologi digital. Beberapa perusahaan asuransi yang menggunakan Insurtech juga mulai melebarkan sayapnya yaitu dengan mengakuisi perusahaan lainnya agar dapat menciptakan pertumbuhan yang matang dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Akuisisi perusahaan tersebut juga mengurangi tingkat persaingan produk asuransi di pasar persaingan. Di masa sekarang, produk Insurtech yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah produk yang berfokus pada asuransi property baik itu kendaraan pribadi ataupun rumah. Untuk meningkatkan penjualan produk lainnya di perusahaan dan mempertahankan angka maka perusahaan asuransi harus mulai mengeluarkan produk yang inovatif yang memiliki fitur-fitur dan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan dari pasar agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline