Lihat ke Halaman Asli

jessica stephanie

Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Menilai Hasil KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Langkah Positif atau Hanya Formalitas Belaka?

Diperbarui: 20 Mei 2023   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN ke-42 yang digelar di Labuan Bajo sejak Selasa, 9 Mei 2023 sampai Kamis, 11 Mei 2023 di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Labuan Bajo dipilih sebagai tempat penyelenggaraan KTT ini karena memiliki potensi pariwisata yang besar dan dianggap sebagai salah satu lokasi wisata terbaik di Indonesia.

Perdana Menteri ASEAN yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Perdana Menteri Hun Sen dari Kamboja, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Filipina Ferdinand Marcos, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Thai. Wakil Perdana Menteri Don Pramudwinai dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh. Turut hadir Perdana Menteri Timor Timur Taur Matan Ruak.

Selain dihadiri oleh para pemimpin negara ASEAN, sesi welcoming dinner yang diselenggarakan di Ayana Komodo Waecicu Beach, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menghadirkan sejumlah penampilan dari penyanyi Tanah Air seperti RAN, GAC, Andmesh Kamaleng dan penyanyi lainnya. Sesi penyambutan dan makan malam ini dibuka dengan megah dan diiringi oleh kembang api yang menambah kemeriahan KTT ASEAN tersebut. 

Pada 2023 ini, Indonesia menjadi kali kelima memegang Keketuaan ASEAN. Indonesia mengambil tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth" yang bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. Hal ini karena Indonesia mempunyai keinginan membawa ASEAN menjadi kawasan yang memiliki peran penting sebagai pusat ekonomi, perdamaian, kesejahteraan bagi negara-negara ASEAN dan dunia. 

Dalam pernyataannya, Presiden Jokowi membahas mengenai pekerja migran, nelayan migran, dan perdagangan manusia (TPPO). Pekerja migran adalah orang yang berpindah dari satu negara ke negara lain untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Nelayan migran adalah orang yang berpindah dari satu daerah ke daerah lain untuk mencari nafkah sebagai nelayan. Sementara itu, TPPO (Trafficking in Persons and Organs) atau perdagangan manusia adalah praktik eksploitasi manusia yang melibatkan perbuatan memindahkan, menculik, mengangkut, menampung, atau memperjualbelikan manusia dengan tujuan memperdagangkan mereka dalam bentuk perbudakan, eksploitasi seksual, atau pekerja paksa.

Pekerja migran dan nelayan migran seringkali menjadi korban perdagangan manusia karena sering kali bekerja dalam kondisi yang tidak aman dan tempat tidak teratur, sehingga mereka mudah dieksploitasi dan dimanipulasi oleh majikan dan pemberi kerja yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta para pemimpin ASEAN untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku utama, terutama pelaku pekerja migran, nelayan migran, dan perdagangan manusia.

Topik kedua membahas mengenai konflik yang terjadi di Myanmar. ASEAN sepakat bahwa pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak dapat ditolerir. Adapun lima poin konsensus yang telah disepakati oleh pemimpin negara di ASEAN dengan pemimpin Junta Militer Myanmar, Aung Min Hlaing sejak tahun 2021 untuk membantu menyelesaikan konflik politik Myanmar. ASEAN harus menganut inklusivitas karena kredibilitas ASEAN dipertaruhkan. 

Topik ketiga adalah memperkuat kerja sama ekonomi. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa ASEAN sepakat untuk memperkuat ekonomi melalui pembangunan mobil listrik. Hal ini dilakukan untuk melancarkan hilirisasi industri mengingat semakin berkembangnya komoditas yang ada di dunia. 

KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo ini tentu saja membawa banyak pengaruh positif khususnya bagi masyarakat sekitar tempat dilaksanakan acara. Dilansir dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan infrastruktur seperti jalan dilakukan untuk mobilisasi para tamu yang datang. Dari segi pariwisata tentu saja KTT ini secara tidak langsung mempromosikan NTT yang keindahannya tidak kalah dengan Bali. Masyarakat juga bisa meningkatkan perekonomian dengan semakin banyak wisatawan yang datang. 

Dengan sudah diselenggarakannya KTT ASEAN ke-42 di Kawasan Labuan Bajo pada 9-11 Mei 2023, harapannya ASEAN mampu merealisasikan keputusan yang disepakati. ASEAN juga diharapkan menjadi kawasan yang damai dan stabil dengan penguatan kerjasama di bidang ekonomi, kesehatan, sosial budaya, politik dan keamanan. Diharapkan juga ASEAN dapat lebih lagi menunjukan eksistensinya sebagai sebuah organisasi kawasan Asia Tenggara yang kuat dan relevan dengan perkembangan zaman sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan pada masa mendatang. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline