Lihat ke Halaman Asli

Jessica Christina

Hospitality and Tourism student of Trisakti Institute of Tourism

Bijaksana dalam Utang dan Piutang

Diperbarui: 7 September 2020   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Saya Jessica Christina, mahasiswi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata 2017 - dan salah satu penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud Republik Indonesia. 

Tulisan yang saya buat biasanya berdasarkan pengalaman atau pendapat pribadi saya. Saya terbuka dengan adanya sudut pandang lain dari tema yang akan kita diskusikan, dan saya berharap adanya tulisan ini tidak menyudutkan atau menyinggung pihak manapun.


Utang dan Piutang. Sebenarnya, membaca kata tersebut saja sudah agak malas,

Dibesarkan dengan diajari menabung, dan diajarkan mengenal uang sejak kecil membuat saya lebih dapat mengatur finansial pribadi di sekarang saat berusia 20 tahun. Saya adalah salah satu orang beruntung, yang belum pernah merasakan butuh meminjam uang ke orang lain.

Sejujurnya, saya orang yang pelit. Untuk mengeluarkan uang, saya perlu berpikir beberapa kali.

Apakah barang ini berguna? Apakah saya hanya ingin barang ini? Apakah ada manfaat jangka panjang jika membeli barang ini?

Kebutuhan dan keinginan, banyak orang yang terbalik-balik antara kedua hal itu. Walau begitu, terkadang saya juga terbalik-balik antara keduanya dan mementingkan keinginan terlebih dahulu. Terjadi karena sedang 'punya uang lebih'.

Karena saya pelit, kurang ikhlas apabila orang lain meminjam uang pada saya (yang kemudian lupa / harus diingatkan), saya paham betul perasaan tidak nyaman tersebut. Utang sekecil apapun namanya adalah utang, yang kita harus bayar kepada orang yang meminjamkannya. Sebaliknya, piutang, dibutuhkan kebesaran hati karena ada resiko uang tersebut tidak kembali. Diperlukan perhitungan matang juga, jangan sampai meminjamkan kepada orang lain namun ternyata kita pun kesulitan untuk mengelola kebutuhan sehari-hari.

Tergantung kepada relasi dan siapa yang meminjam juga, sih. Biasanya dalam piutang, yang diberikan adalah cold money atau uang yang tidak dipakai dalam perputaran ekonomi sehari-hari, seperti uang tabungan.

Apabila kita berutang kepada orang lain, harus tahu diri juga. Banyak yang meminjam uang hanya untuk foya-foya, atau ketika ada uang malah digunakan untuk bersenang-senang bukannya membayar utang. Sebagai orang yang memberi piutang, harus jelas juga nominal dan kapan uang tersebut akan dikembalikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline