Lihat ke Halaman Asli

Jessica Anindya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY

Menulis Digital adalah Upaya Bertahan Hidup di Era Digitalisasi

Diperbarui: 8 September 2021   02:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: boredpanda.com

Saya yakin satu hal yang menjadi kepercayaan kebanyakan orang sejak dulu adalah bahwa menulis itu penting. Bahkan ketika pertama kali masuk pada bangku sekolah, menulis adalah hal dasar yang harus dipelajari untuk memahami berbagai hal lain yang lebih kompleks.

Seiring berjalannya waktu, pergantian era, kemajuan teknologi, masuk dan berkembangnya digitalisasi mendorong kita untuk terus menyesuaikan diri. Pemahaman bahwa menulis itu merupakan hal vital yang harus kita kuasai juga terus dipercayai pada era digital saat ini. 

Digitalisasi membuat kebiasaan menulis di atas kertas bergeser menjadi serba online. Sialnya kita hanya memiliki 2  pilihan, Adapt or Die. Jadi memahami mengenai menulis digital pada saat ini dapat dikatakan adalah upaya kita untuk dapat bertahan hidup.

Sebelum membahas lebih jauh, penting kita mengetahui terlebih dahulu apa itu penulisan digital. Penulisan digital adalah sebagai struktur yang diciptakan, dan dicerna melalui komputer atau perangkat lain yang terkoneksi dengan internet (DeVoss, Aadahl, & Hicks, 2010, h. 7). Tentu penulisan digital menunjukkan perubahan dalam cara kita menulis. 

Sejatinya, tak hanya cara kita menulis yang berubah. Perubahan yang lebih signifikan tercermin dari bagaimana kita dapat berbagi, menyebarkan, dan mengarsipkan tulisan kita melalui teknologi berbasis internet.

Terdapat tiga hal fundamental yang harus kita kuasai ketika menulis digital (DeVoss, Aadahl, & Hicks, 2010, h. 13-14). Pertama, fungsional. Pada aspek ini kita diharuskan terampil dalam melakukan menyimpan dan mengirimkan file. 

Hal itu menjadi penting karena itu akan membuat kita terbiasa dengan berbagai jenis aplikasi sehingga kelak kita dapat dengan mudah menentukan aplikasi apa yang paling cocok dengan jenis tulisan yang kita tulis. Tak hanya itu, aspek fungsional juga menuntun kita memahami struktur teks yang berbeda seperti misalnya pengkodean, scripting, dan database.

Kedua, kritis. Setelah mendalami mengenai hal teknis, kita juga harus memiliki keterampilan kritis yang akan memandu kita untuk mendekati suatu media. Kita perlu tahu bahwa dalam menulis kita juga bertanggung jawab dalam membentuk konteks sosial, pendidikan, bahkan politik. 

Pada aspek ini bertujuan untuk mendorong kita untuk belajar menuangkan gagasan dalam tulisan, merevisi, dan mengedit menggunakan teknologi komunikasi yang akan meningkatkan keterampilan sebagai seorang penulis.

Ketiga, retorika. Pada aspek ini mengharuskan kita untuk mengatasi kerumitan yang ada pada teks konvensional dan diubah secara digital untuk meningkatkan daya kritis kita. Itu juga membantu menentukan ruang virtual seperti email, dan website yang cocok untuk menerbitkan tulisan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline