Lihat ke Halaman Asli

Jesicca Marpaung

Mahasiswi di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung

Mengenal Lebih Dekat Mengenai Keunikan dan Budaya Jepang

Diperbarui: 20 November 2024   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Terlepas dari sejarah negara kita yang bermasalah dengan Jepang di masa lalu, Jepang adalah salah satu negara terkemuka di dunia dalam hal industri, inovasi, dan teknologi. Jepang, terkadang dikenal sebagai "Negeri Matahari Terbit", adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di Asia Timur. Letak geografis Jepang terletak di dekat tepi barat Samudera Pasifik, di sebelah timur laut Jepang, dan berbatasan dengan Tiongkok, Korea Selatan, dan Rusia. Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 6.852 pulau yang membentuknya.

Jepang terletak pada posisi yang berbahaya secara geografis di atas Cincin Api Pasifik, tempat bertemunya tiga lempeng tektonik. Akibatnya, negara ini sangat rentan terhadap aktivitas seismik, tsunami, dan letusan gunung berapi. Jepang telah mengalami beberapa bencana gempa bumi yang signifikan sepanjang sejarahnya, termasuk Gempa Bumi Tokyo pada tahun 1923, Gempa Bumi Besar Hanshin pada tahun 1995, dan Gempa Bumi Tohoku pada tahun 2011, yang menyebabkan tsunami dahsyat.

Jepang juga merupakan salah satu negara yang sering dikagumi oleh negara lain karena keunikannya yang beragam, dari mulai budaya, makanan yang lezat, cara hidup, dan lingkungan yang sangat bersih. Berbicara mengenai kebersihan, negara Jepang tidak usah diragukan lagi, dari bagaimana mereka memperlakukan lingkungan sekitar sudah terlihat sikap kebersihan mereka. Jadi berikut merupakan kebiasaan-kebiasaan yang diterapkan oleh orang Jepang yang bisa kita contoh:

  • Memulai Kebiasaan dari Lingkungan Sekolah

Kenapa ya Jepang bisa begitu bersih? Pertanyaan itu mungkin terdengar sederhana bagi kita, tetapi jawabannya juga sangat sederhana. Masyarakat Jepang terutama untuk anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah selalu diajarkan oleh guru mereka untuk membersihkan kelas yang mereka pakai setelah selesai belajar. Itu bukan hanya sebuah instruksi saja, tetapi sebuah keharusan yang harus mereka jalankan, walaupun awalnya ada saja keluhan dari para pelajar, tetapi mereka tetap melakukankannya. Peraturan dari kurikulum sekolah di Jepang tersebut tanpa sadar sudah membentuk sebuah kebiasaan baik, untuk selalu menjaga kebersihan mereka masing-masing.

  • Kebiasaan dari Lingkungan Sekolah Menuju ke Lingkungan Sosial, Kota, dan Negara

Setelah sampai di depan kelas, biasanya para pelajar langsung menaruh sepatu mereka di loker yang sudah disediakan dan menggantinya dengan sepatu kets. Hal tersebut tertanam juga disaat mereka hendak memasuki rumah dan langsung melepaskan sepatunya di depan pintu. Dari kebiasaan tersebut mulai menjalar ke lingkungan sosial, kota, dan negara. Bukan hanya itu, ada beberapa ritual kebersihan orang Jepang yang sempat viral, mirip dengan prosedur pembersihan tujuh menit yang dilakukan di kereta Shinkansen. Kegiatan ini telah berkembang menjadi tontonan yang menawan bagi wisatawan internasional. Suporter sepak bola Jepang juga berpartisipasi dalam inisiatif pembersihan selama acara-acara besar seperti Piala Dunia 2014 di Brasil, Piala Dunia 2018 di Rusia, dan yang terbaru, Piala Dunia 2022 di Qatar. Penggemar tim nasional Jepang memukau penonton global dengan tindakan terpuji mereka yang tetap berada di stadion untuk mengumpulkan sampah. Bukan hanya para penggemarnya saja, tetapi para pemainnya juga melakukan hal yang sama dengan meninggalkan ruang ganti pakaian dengan kondisi yang bersih dan rapih. 

Dari tindakan tersebut tentu banyak orang luar yang memuji kebersihan dan tanggung jawab yang ditanamkan oleh orang-orang Jepang. Selain itu, inisiatif pembersihan dilakukan selama festival musik Fuji Rock, yang terkenal sebagai festival musik paling kuno di negara Sakura. Para peserta dengan rajin mengumpulkan sampah mereka dan menyimpannya sampai mereka menemukan tempat sampah yang sesuai. Untuk para perokok juga di peringatkan untuk membawa asbak portable masing-masing, dan asap yang dihasilkan tidak boleh menggangu penonton lain. Bukan hanya di event-event yang besar saja, tetapi di keseharian yang lain pun aksi bersih-bersih tetap tertanam, seperti dengan para penjaga toko di Jepang yang setiap pukul 08.00 pagi selalu menyapu jalanan di sekitar tempat kerja mereka. Selain itu, anak-anak mengambil bagian dalam upaya sukarela bulanan untuk menjaga kebersihan di sekitar mereka dengan mengumpulkan sampah dari jalan-jalan terdekat. Organisasi lingkungan secara teratur menyelenggarakan inisiatif layanan masyarakat, namun jumlah pembersihan yang diperlukan sangat minim, karena setiap orang selalu membuang sampah pribadinya.

  • Sejarah Kebersihan Orang Jepang

Sebenarnya sikap mencintai kebersihan dalam diri orang Jepang bukanlah hal yang baru, Sesuai dengan kisah seorang pelaut bernama Will Adams, setibanya di Jepang pada tahun 1600-an, ia mendapat pengakuan sebagai orang Inggris pertama yang menginjakkan kaki di tanah Jepang. Dalam bukunya yang berjudul The Englishman Who Opened Japan, penulis mengamati bahwa bangsawan Jepang menjaga kebersihan yang luar biasa, dengan kamar mandi yang mengeluarkan aroma kayu yang menyenangkan dan selokan yang tidak ternoda. Awalnya, kepedulian terhadap kebersihan ini dilatarbelakangi oleh pemikiran pragmatis. Dalam kondisi cuaca panas dan lembab, makanan cepat rusak dan kuman berkembang biak dengan cepat. Oleh karena itu, menjaga kebersihan menjadi identik dengan menjaga kesehatan. Namun, ada pergeseran bertahap dalam perspektif ini, karena perspektif ini diresapi dengan kontemplasi yang lebih mendalam. Kebersihan memegang peranan penting dalam ajaran Buddha, yang berasal dari Tingkok dan Korea. Ajaran-ajaran ini menekankan bahwa membersihkan dan memasak adalah aktivitas spiritual yang sama pentingnya dengan meditasi. Proses menghilangkan debu, baik secara fisik maupun spiritual, mempunyai arti penting dalam rutinitas sehari-hari.

  • Kebersihan Merupakan Jantung Shinto

Sebelum kedatangan agama Buddha, Jepang telah mendirikan agama asli mereka sendiri yang dikenal sebagai Shinto, yang diterjemahkan menjadi "Jalan Para Dewa." Shinto dianggap sebagai perwujudan warisan budaya Jepang, dengan penekanan kuat pada kemurnian sebagai prinsip inti. Shinto secara konsisten menekankan bahwa kebersihan adalah sifat ilahi. Selanjutnya, doktrin Buddha meresap ke Jepang dan diperkuat oleh adat istiadat dan ritual Jepang. Ide utama Jepang, yang dikenal sebagai Kegare atau ketidakmurnian, dapat dilihat sebagai kotoran, yang sangat kontras dengan kebersihan. Manifestasi Kegare sangat beragam, meliputi kematian, penyakit, dan segala hal yang tidak diinginkan. Jadi kebersihan di Jepang merupakan cerminan dalam diri orang-orang Jepang.

Dari kebiasaan-kebiasaan yang selalu diterapkan oleh orang-orang Jepang kita bisa mencontohnya sedikit demi sedikit, dimulai dari membersihkan dan merawat lingkungan di sekitar kita. Tetapi rasa bertanggung jawab atas kewajiban kita merupakan hal pertama yang harus kita sadari dan juga lakukan. Maka sebelum kita memulai kebiasaan bersih-bersih seperti orang Jepang, kita harus menanamkan rasa tanggung jawab dan rasa peduli terhadap lingkungan di sekitar kita. Selain dari kebiasaan bersih-bersih orang Jepang, budaya Jepang juga patut kita contoh, seperti berikut:

  • Sado

Biasanya untuk masyarakat kita, minum teh merupakan kebiasaan pagi yang kita nikmati sebelum berangkat sekolah ataupun pergi bekerja. Tetapi lain halnya dengan orang Jepang, Mereka menjadikan praktik mengonsumsi teh sebagai kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun, bahkan berkembang menjadi acara seremonial. Masyarakat Jepang melakukan ritual ini dengan rasa syukur yang mendalam. Minum teh berlangsung di area khusus dengan penutup lantai yang disebut Tatami.

  • Sumo

Sumo merupakan olahraga beladiri di Jepang yang sangat populer. Meski dikategorikan sebagai salah satu bentuk gulat tradisional, namun masih ada pelaku olah raga ini yang kekinian. Biasanya, sumo dilakukan oleh sepasang pegulat yang sangat kuat. Tetapi ada fakta unik di olahraga ini, yaitu para pegulat tidak pernah diberikan peraturan mengenai berat badan mereka. Jadi mereka sengaja menaikkan berat badannya agar tidak mudah dirobohkan.

  • Matsuri
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline