Lihat ke Halaman Asli

#RIPTVNASIONAL - Indonesia Mah Gitu Tayangannya

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

#RIPTVNASIONAL. Hashtag tersebut sempat membuat heboh para pengguna sosial media atau biasa disebut netizen dan menjadi trending topic Indonesia di lini masa twitter beberapa waktu lalu.

Isu tentang tidak ditayangkannya perhelatan akbar dalam dunia olahraga khususnya kejuaraan bulu tangkis ini membuat masyarakat Indonesia geregetan. Masyarakat heran dan memprotes stasiun televisi nasional karena tidak ada satupun yang menayangkan kejuaraan Piala Sudirman 2015. Kejuaraan Piala Sudirman akan diselenggarakan di Dongguan, Tiongkok pada 10-17 Mei 2015. Sebagaimana yang diketahui bahwa asal muasal yang memelopori terbentuknya kejuaraan internasional ini ialah Negara Indonesia, didirikan pada tahun 1989. Nama Sudirman diambil dari nama tokoh perbulutangkisan Indonesia, Almarhum Dick Sudirman, salah satu pendiri PBSI dan dikenal juga sebagai Bapak bulu tangkis Indonesia (wikipedia.org).

Seperti dikutip dari akun Facebook pribadi Kasubid PP PBSI Hubungan Internasional, Bambang Roedyanto, “Tidak ada TV swasta yang beli hak turnamen Super Series (SS) maupun Grand Prix Gold (GPG), jadi kemungkinan Sudirman Cup tidak disiarkan di Indonesia” (tribunnews.com). Dilansir dari berbagai media massa online seperti tribunnews.com, solopos.com, dan madiunpos.com, persoalan peniadaan siaran di televisi Indonesia masih menjadi isu yang belum ada konfirmasi lebih lanjut. Meskipun begitu, para netizen sudah terlanjur berkoar di twitter.

“Kalo bener sampe gak siarin #SudirmanCup terlalu, bener-bener TV Nasional menjamur di Indonesia tapi NGGAK INDONESIA BANGET #RIPTVNASIONAL,” tulis akun @bulutangkisRI (madiunpos.com).

Para Meme (baca: mim, suatu gambar yang berasal dari acara tv dll yang ditambahkan tulisan-tulisan untuk menghibur dan sudah diverifikasi) juga tidak kalah menyindirnya, “Di Indonesia, mau nonton badminton aja harus streaming. Disitu kadang saya merasa sedih.” (twitter.com/@GorbachevAndree).

“Sejujurnya kami sudah terbiasa mengenai langkanya penayangan event Bulutangkis di televisi nasional. Kami sudah lelah ‘merengek” ke stasiun-stasiun TV yang ada di Indonesia ini. Tapi, untuk kejuaraan dua tahunan ini, kami rasa sangat disayangkan apabila nanti benar bahwa tidak ada TV Nasional yang mau menayangkan turnamen ini. Memang, rating penayangan pertandingan bulu tangkis tidak akan setinggi rating acara dangdutan dan sinetron yang ada saat ini. Tapi kami masih sangat percaya bahwa bulu tangkis Indonesia masih sangat disukai untuk ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia. Kami butuh tayangan berkualitas yang bisa menyatukan rasa nasionalisme rakyat Indonesia,” (twitter.com/@ZonaBulutangkis).

Sebagai penikmat acara olahraga, saya merasa ada skat atau batas antara cabang olahraga satu dengan cabang olahraga yang lain. Contohnya antara sepak bola dengan bulu tangkis. TV Nasional lebih senang menayangkan pertandingan sepak bola apalagi pertandingan internasional yang negaranya sendiri (Indonesia) saja tidak menjadi peserta di dalamnya. Seakan-akan bangga gitu menayangkan program internasional. Tetapi, kalau untuk cabang bulu tangkis yang digelar minimal satu tahun sekali, ditayanginnya tidak selebay sepak bola. Jelas-jelas Indonesia selalu menjadi peserta langganan pada setiap kejuaraan bulu tangkis. Dan melalui bulu tangkis juga Indonesia dikenal di mata dunia. Salah satu cabang olahraga yang masih terus konsisten menyumbangkan berbagai prestasi cuma bulu tangkis.

Memang sangat disayangkan dan disesali kalau sampai benar-benar tidak ditayangkan di TV Nasional kejuaraan Piala Sudirman 2015. Sebab, untuk mempersatukan masyarakat Indonesia yang beragam ini salah satunya dengan menyuguhkan acara-acara pertandingan olahraga. Karena dalam olahraga memiliki nilai yang sangat dijunjung tinggi, yaitu nilai sportivitas dan nilai solidaritas yang patut dicontoh oleh masyarakat Indonesia. Dengan acara olahraga juga, masyarakat bisa lebih membaur satu sama lain. Dengan disiarkannya di TV Nasional, acara olahraga apalagi kejuaraan internasional dimana Negara Indonesia menjadi peserta di dalamnya, dapat membuat masyarakat menjadi bangga dan tanpa disuruh pun juga akan memberikan semangat walau dari jauh dan mendukung yang terbaik untuk Indonesia.

Indonesia Mah Gitu Tayangannya

Coba lihat di stasiun-stasiun televisi kita. Pada kenyatannya, sebagian besar stasiun TV hanya menayangkan acara-acara sampah yang tidak bermutu, dan tidak ada manfaatnya yang dapat diambil dari tayangan itu. Banyak program yang malah mengajarkan nilai-nilai amoral seperti kekerasan, percintaan di bawah umur, kesyirikan sesama manusia, imajinasi yang tidak rasional, melawan perintah orang tua, bahkan perilaku hedonis yang menghambur-hamburkan uang dan memamerkan kekayaan. Minimnya program yang bersifat mendidik dan mengajarkan hal-hal positif menjadi salah satu penyebab penting mengapa generasi muda Indonesia saat banyak yang berperilau apatis, hedonis, egois, rasis, dan sebagainya. Minimnya program-program pro anak seperti tayangan kartun juga mempengaruhi perkembangan psike dan psikologi anak. Jumlah program kartun untuk anak dengan program untuk orang dewasa lebih banyak program untuk orang dewasa, dan penayangannya juga tidak tahu waktu. Dari pagi sampai pagi lagi setiap hari program TV isinya (seharusnya) untuk orang dewasa, tetapi anak-anak kena imbasnya mau tidak mau ya ikut menonton program tersebut. Sedangkan program kartun yang layak untuk usia anak hanya ditayangkan seminggu sekali. Duh!

Sekarang tergantung bagaimana stasiun-stasiun TV Nasional bertindak. Apakah tetap memberikan program-program yang luar biasa ga banget dengan tujuan hanya untuk kepentingannya menaikkan rating stasiun TV masing-masing, ataukah memberikan program sesuai dengan usia masyarakat Indonesia yang tentu disisipi nilai-nilai moral dan kultur bangsa Indonesia. Serta memberikan program yang dapat membakar semangat nasionalisme, sehingga memberikan doktrin yang baik yang berguna untuk ke depannya, sehingga bukan #RIPTVNASIONAL lagi, melainkan #SPIRITTVNASIONAL.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline