Lihat ke Halaman Asli

Sistem Ekonomi di Indonesia

Diperbarui: 15 Oktober 2023   19:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dikutip dari Kompas.com Indonesia bisa dikatakan memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, namun dibalik pertumbuhan itu Indonesia masih memiliki banyak permasalahan ekonomi, beberapa diantaranya adalah:

  • Perbaikan  kuantitas dan kualitas

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang cukup pesat namun angka kemiskinan, ketimpangan social, dan pengangguran juga tergolong tinggi. Guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbagai masalah ekonomi seperti kemiskinan dan pengangguran harus segera diatasi agar dapat memperbaiki kuantitas serta kualitas ekonomi indonesia

  • Pertumbuhan ekonomi dan impor

Tingkat impor di Indonesia tergolong masih tinggi. Hal ini dikarenakan output di sector pertanian dan perternakan kian rendah, sementara pertumbuhan penduduk terus menerus meningkat sehingga harus ditekan seminimal mungin untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam negri

  • Daya beli stagnan

Umumnya masalah ini dipengaruhi oleh besaran pendapatan harga dan jasa hinga seberapa banyak barang yang dikonsumsi. Belakangan ini hampir seluruh dunia tak terkecuali Indonesia juga turut merasakan inflasi yang disebabkan oleh Covid-19 maupun perang Rusia Ukraina. Hal ini juga turut memengaruhi daya beli masyarakat Indonesia begitu pula dengan suku bunga pinjaman yang relative tetap sehingga perluasan dunia usaha jadi sedikit terhambat.

Dari permasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa hal tersebut sesuai dengan system ekonomi kapitalis yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Kepemilikan individu. Ekonomi kapitalis memperbolehkan masyarakat untuk memiliki  aset baik yang terlihat seperti tanah atau rumah, dan juga aset yang tidak terlihat seperti  saham dan juga surat utang.
  • Self-Interest (kepentingan pribadi). Masyarakat bergerak untuk mengejar kepentingan  individu masing-masing tanpa ada tekanan untuk berbuat sesuatu untuk kepentingan  sosial. Meskipun tidak terkoordinir untuk pencapaian tujuan tertentu, tetapi mereka  meyakini bahwa kepentingan sosial bisa terwujudkan ketika setiap orang mengejar  kepentingan pribadinya.
  • Persaingan bebas. Produsen bebas keluar masuk pasar persaingan
  • Mekanisme pasar. Harga  ditentukan  oleh mekanisme pasar, interakssi antara pembeli  dan penjual.
  • Bebas dalam menentukan pilihan (choice) untuk konsumsi ataupun produksi ataupun investasi.
  • Peran pemerintah terbatas untuk melindungi hak privat warganya dan memelihara tatanan lingkungan yang memastikan mekanisme pasar berjalan dengan semestinya.

Mengapa kasus diatas tidak tergolong sebagai system ekonomi islam? System ekonomi islam adalah ilmu ekonomi yang tunduk pada peraturan/perundang-undangan islam (sunnatullah) sumber terpenting dalam praturan/perundang-undangan perekonomial islam adalah Al-Qur,an dan sunnah, sedangkan kasus diatas sesuai dengan karakteristik ekonomi kapitalisme.

Nama : Jesica Vernanda Ardanti

Prodi : KSK S1 Ekonomi syari,ah

Asal : Universitas Muhammadiyah Kudus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline