Permasalahan terkini dalam industri hiburan Korea berpusat pada konflik antara grup musik EXO-CBX dan agensi mereka, SM Entertainment. Konflik ini berawal dari tuduhan pelanggaran kontrak dan royalti yang dilakukan SM Entertainment terhadap anggota EXO-CBX, yakni Chen, Baekhyun, dan Xiumin.
Pada bulan Juni 2023, anggota EXO-CBX ini memberi tahu SM Entertainment tentang pemutusan kontrak eksklusif mereka. Mereka menuduh bahwa kontrak tersebut tidak adil dan tidak sesuai dengan standar industri. Pengacara Lee Jae-hak dari firma hukum Lin, yang bertindak sebagai perwakilan hukum untuk Baekhyun, Xiumin, dan Chen, mengatakan bahwa SM Entertainment tidak memberikan data penyelesaian dan tidak menguntungkan para artis.
SM Entertainment mempromosikan budaya Korea melalui K-POP, alfabet Korea, dan masakan Korea, serta meningkatkan prestise Korea dengan mempromosikan konsumsi Korea produk merek. Namun, dalam kasus ini, SM Entertainment dituduh tidak berperilaku adil terhadap anggota EXO-CBX.
Dalam pernyataan resmi, perwakilan hukum Baekhyun, Xiumin, dan Chen mengatakan bahwa SM Entertainment ingin mengutip 10 persen royalti untuk penggunaan kekayaan intelektual atau IP, yang dianggap tidak adil. Mereka juga mengatakan bahwa SM Entertainment tidak memberikan data penyelesaian dan tidak menguntungkan para artis.
SM Entertainment menanggapi tuduhan ini dengan mengatakan bahwa mereka tidak melakukan pelanggaran kontrak dan bahwa para artis selalu dapat memeriksa dasar penyelesaian. Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah membayar selama bertahun-tahun dalam keadaan yang memungkinkan dan tidak mengajukan keberatan apa pun selama proses penyelesaian.
Permasalahan ini telah mencuat setelah Chen, Baekhyun, dan Xiumin menuduh SM Entertainment telah menyalahi kesepakatan di antara mereka. Konflik ini telah mempengaruhi harga saham SM Entertainment, yang turun drastis pada tanggal 11 Juni.
Dalam beberapa tahun terakhir, SM Entertainment telah menjadi perusahaan hiburan terkemuka di Asia dengan strategi globalisasi dan lokalisasi melalui teknologi budaya. Mereka telah meningkatkan merek nasional Korea serta mendorong pertumbuhan industri budaya di Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.
Namun, permasalahan ini menunjukkan bahwa perusahaan hiburan besar seperti SM Entertainment tidak luput dari konflik dan masalah internal. Permasalahan ini juga menunjukkan bahwa para artis harus lebih berhati-hati dalam menandatangani kontrak dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perlakuan yang adil.
Dalam beberapa hari terakhir, permasalahan ini telah mencuat dan menarik perhatian media dan penggemar musik. Permasalahan ini masih berlangsung dan belum jelas apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, permasalahan ini menunjukkan bahwa industri hiburan Korea harus lebih berhati-hati dalam menangani konflik dan memastikan bahwa para artis mendapatkan perlakuan yang adil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H