Lihat ke Halaman Asli

Jesica Nova Olivia

Mahasiswi Universitas Airlangga

Etika Berbusana Mahasiswa Menjadi Sorotan

Diperbarui: 2 Juni 2024   00:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Surabaya– Busana mempunyai hubungan yang erat dengan manusia, karena busana merupakan salah satu kebutuhan manusia (Soekarno, 2002). Pengertian busana juga dapat diartikan bahwa segala sesuatu yang kita kenakan untuk menutupi bagian-bagian tubuh manusia mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki (Jusuf, 2010). Sedangkan pakaian termasuk bagian dalam busana yang memiliki arti yaitu kebutuhan primer manusia, kebutuhan yang sudah selayaknya terpenuhi bagi setiap individu.

Dalam berbusana hendaknya kita memperhatikan etika yang ada, sesuai dengan pribahasa “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi” yang dimana sudah seharusnya kita memperhatikan sopan atau tidaknya dalam etika berbusana. Setiap tempat memiliki etika berbusananya masing-masing. Terutama pada kampus juga memiliki etika berbusana yang sudah tercantum pada tata tertib dan harus ditaati.

Dalam berbusana, selayaknya mahasiswa atau mahasiswi harus memperhatikan tata tertib kampus sebagai landasan selama kita menuntut ilmu. Pada tata tertib berbusana sangat penting, karena hal ini dapat digunakan untuk menjunjung nama baik almamater maupun diri sendiri serta landasan berpikir dan bertindak (Suryani, 2012).

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga menjadi wadah di mana mahasiswa maupun mahasiswi dapat mencurahkan jati diri mereka melalui cara berbusana. Cara berbusana di FST UNAIR tidak diperkenankan menggunakan busana yang bebas begitu saja, karena terdapat plang dengan lokasi yang strategi dan terletak di jalan yang alternatif bertuliskan "Memasuki kawasan Fakultas Sains dan Teknologi - UNAIR".

Walaupun sudah terdapat tata tertib tersebut, tetapi tidak sedikit mahasiswa maupun mahasiswi yang masih menggunakan busana yang kurang baik maupun tidak sopan. Masih didapati mahasiswa yang mengenakan kaos atau pakaian yang tidak berkerah. Didapati pula mahasiswi dengan pakaian yang tidak sopan karena mengenakan pakaian yang terlalu ketat dan terkesan membentuk lekuk tubuh yang dirasa terlalu berlebihan. 

Secara psikologi, busana akan mempengaruhi bagaimana perilaku serta etika seseorang. Begitu pula bagi mahasiswi yang lebih suka berpakaian ketat dan tembus pandang, bagi mereka yang terpenting bagaimana bisa tampil dengan mengikuti trendi dan tidak dikatakan ketinggalan zaman (Suryani, 2012).

"Waktu itu, ada mahasiswi yang ditegur dosenku karena cuma pake crop top dan dikasi luaran kemeja yang nggak di kancing. Lebih parahnya, ternyata kemejanya putih dan tembus pandang,” ujar putri (29/05). 

Teguran seperti itu hanya akan membuat mahasiswa/mahasiswa dengan etika berpakaian yang terbilang kurang sopan, cenderung mengulangi kesalahan yang sama

Berikut terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi gaya berbusana mahasiswa atau mahasiswi FST UNAIR, yaitu:

1. Faktor diri sendiri. Nyatanya memang setiap mahasiswa/mahasiswi memiliki gaya berpakaiannya masing-masing yang menjadi ciri khas mereka sendiri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline