Lihat ke Halaman Asli

Psikologi Islam vs Psikologi Barat

Diperbarui: 24 Desember 2018   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam merupakan agama samawi yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya, melalui perantara para rasul. Sebagai sebuah agama, islam memuat seperangkat nilai yang menjadi acuan bagi pemeluknya dalam berperilaku. Aktualisasi nilai dalam bentuk perilaku yang benar, akan berimplikasi pada kehidupan  yang positif serta mendapatkan pahala dan surga, sedangkan praktik nilai yang keliru akan berimplikasi pada kehidupan yang negatif, dosa dan neraka. Nilai-nilai tersebut tertera dalam Al-Qur'an dan Al-Sunnah, meski cakupannya bersifat umum-tidak sampai membahas masalah-masalah operasional secara mendetail.

Dalam Islam, ilmu merupakan produk akal budi setelah manusia mengetahui dan memahami ayat-ayat Allah. Manusia dengan kekuatan akal budi yang diberikan oleh-Nya, mampu untuk 'mengungkapkan' atau 'menemukan' ilmu yang telah diciptakan oleh-Nya di dalam Al-Qur'an dan Al-Sunnah. Penemuan atas 'ilmu' tersebut melahirkan berbagai bidang keilmuan yang bercorak ajaran islam, seperti halnya ilmu psikologi islam.

Apa itu psikologi islam? Adakah perbedaan khusus antara psikologi islam dengan ilmu psikologi barat? Bagaimana perspektif islam dalam menjabarkan struktur kepribadian manusia? Menurut Prof. Zakiah Daradjat, psikologi islam adalah ilmu yang berbicara tentang manusia, terutama kepribadian manusia yang didasari pendekatan sumber-sumber formal islam (Al-Qur'an dan Hadist), akal, indera, dan intuisi. 

Psikologi islam ini merupakan filterisasi dari psikologi kontemporer/ modern yang di dalamnya terdapat wawasan islam, dan membuang konsep-konsep yang tidak sesuai dengan islam. Keberadaan psikologi islam ini salah satunya karena ketidakpuasan terhadap mazhab-mazhad psikologi kontemporer sebelumnya (aliran psikoanalisa dan behaviourisme yang merendahkan derajat manusia & aliran humanistik yang memandang manusia terlalu sempurna, seolah bisa bermain-main dengan Tuhan).

Integrasi antara Islam dan psikologi (yang kemudian disebut psikologi Islam) ternayata tidak semudah yang dibayangkan. Secara tidak langsung, integrasi ini memadukan dua bidang keilmuan dengan karakteristik yang berbeda. Karakteristik pertama pada lebel Islam yang sarat akan ilmu-ilmu keislaman, teosentris-doktriner, sedangkan karakteristik kedua pada lebel psikologi yang sarat akan cabang-cabang kepsikologian, antroposentris-positivistik.

Terdapat empat pemahaman yang mengemuka di kalangan para peminat dan pemerhati psikologi islam: Pertama, psikologi Islam disamakan dengan psikoloi agama. Pengertian ini sering dimunculkan bagi mereka yang belum pernah terlibat langsung dalam kegiatan psikologi Islam, sehigga mereka salah memahaminya. Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang membicarakan tingkah laku keagamaan individu dari sudut pandang psikologi yang kedudukannya telah resmi sebagai salah satu cabang daari psikologi. 

Psikologi agama ini memiliki kedudukan yang sama dengan psikologi kepribadian, psikologi pendidikan, psikologi sosial dan sebagainya. Sedangkan psikologi Islam merupakan salah satu mazhab dalam psikologi lain seperti psikoanalisis, psikobehavioristik, psikohumanistik, dan psikotranspersonal. Kedua, psikologi Islam dipandang sebagai bidang studi atau mata kuliah. 

Psikologi islam dalam kedudukan ini memiliki posisi yang sama dengan matakuliah yang lain, yang memiliki bobot SKS dan dipasarkan kepada mahasiswa di institut/universitas yang berbasis Islam. Ketiga, psikologi islam dipandang sebagai cara pandang, pola berpikir, atau sistem pendekatan dalam mengakaji psikologi. Psikologi Islam merupakan satu keutuhan cara berpikir dalam memahami universalitas ajaran Islam ditinjau dari sudut pandang psikologis. 

Atau, "kajian atau studi Islam yang berhubungan dengan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia, agar secara sadar ia dapat membentuk kualitas diri yang lebih sempurna dan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat". Keempat, psikologi islam dipandang sebagai lembaga. Lembaga psikologi Islam adalah lembaga psikologi yang concern dalam melahirkan dan mengembangkan mata kuliah dan mazhab psikologi islam.

Kepribadian dari kacamata psikologi islam 

Pengertian kepribadian dari sudut terminologi memiliki banyak definisi, karena hal itu berkaitan dengan konsep-konsep empirik dan filosofis tertentu yang merupakan bagian dari teori kepribadian. Dengan meminjan definisi Allport, kepribadian secara sederhana dapat dirumuskan dengan definisi "what a man really is" (manusia sebagaimana adanya). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline