Dua Dunia, Satu Passion: Kisah Calon Perawat yang Juga Barista. Di sebuah kedai Kopi Agus bagian dari Kopi Bukan Luwak yang terletak di Kledokan, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat seorang calon perawat yang juga berperan sebagai barista. Namanya, Salsabila, seorang mahasiswa akademi keperawatan yang memiliki ketertarikan besar terhadap dunia kopi. Meski sedang fokus belajar ilmu keperawatan di bangku kuliah, Salsa panggilannya, tak ragu mengembangkan minatnya dalam meracik kopi dengan cara yang otodidak.
Calon perawat yang juga seorang barista merupakan contoh menarik dari individu yang menggabungkan dua keterampilan yang tampak berbeda namun saling melengkapi. Di satu sisi, calon perawat dilatih untuk memberikan perhatian dan perawatan kepada pasien dengan empati, ketelitian, serta keterampilan komunikasi yang baik. Di sisi lain, menjadi seorang barista juga membutuhkan keterampilan interpersonal yang kuat, karena barista tidak hanya membuat kopi, tetapi juga menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan.
Kedua peran ini mengajarkan pentingnya perhatian terhadap detail, kesabaran, serta kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan, baik itu di rumah sakit maupun di kedai kopi. Dengan kemampuan beradaptasi dalam berbagai situasi, calon perawat yang juga barista bisa memanfaatkan keterampilan tersebut untuk membangun hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, menciptakan suasana yang positif baik di tempat kerja medis maupun dalam interaksi sehari-hari.
Salsa memulai perjalanan baristanya dengan penuh kegigihan dan rasa ingin tahu yang tinggi. Tidak ada sekolah barista atau pelatihan formal yang dia ikuti. Semua dimulai dari rasa ingin tahu yang besar terhadap dunia kopi dan bagaimana menciptakan cita rasa yang nikmat. Salsa belajar dengan cara eksperimen langsung, membaca banyak referensi, menonton video tutorial, dan bertanya kepada teman-teman yang lebih berpengalaman. Di sela-sela kesibukannya sebagai calon perawat, Salsa menyisihkan waktu untuk melatih keterampilannya meracik kopi, baik itu dalam pembuatan espresso, cappuccino, hingga latte art.
Kerja kerasnya membuahkan hasil. Salsa kini mampu menyajikan kopi dengan kualitas yang tak kalah dengan barista profesional. Keahliannya dalam meracik kopi bahkan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung Kopi Agus. Para pelanggan tidak hanya datang untuk menikmati kopi yang enak, tetapi juga untuk merasakan pengalaman keakraban dan ketulusan Salsa dalam setiap sajian kopi yang dia buat.
Bagi Salsa, kedai kopi ini bukan sekadar tempat mencari nafkah, tetapi juga sebagai Kawah Candradimuka untuk mengasah kemampuan dan menciptakan koneksi dengan orang lain, sambil terus berjuang menggapai impian sebagai perawat yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Gigihnya Salsa menunjukkan bahwa dengan kemauan dan kerja keras, setiap orang dapat mengembangkan berbagai keterampilan di luar bidang utama mereka.
Jerri Irgo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI