"Yang paling berkesan dan saya inget adalah materi terakhir, terkait dengan analisa kelayakan usaha, terutama di bagian keuangannya. Karena dari kami sendiri masih sederhana sekali rekapan keuangan, namun dari CEFE kemarin bener-bener dibuat paham sistematika pembuatan laporan keuangan, laba rugi, neraca dan cash flow"
Ungkap Richardo Petricius Utoyo, Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) angkatan 2015, seusai mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Creativeperenur bagi Mahasiswa ITS Surabaya dan Generasi Baru Indonesia (Genbi) Jawa Timur yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur.
Pelatihan menggunakan metode Competency based Economies through Formation of Enterprises (CEFE) ikuti 73 peserta tersebut dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 15 hingga 19 Januari 2019, bertempat di Malang, Jawa Timur.
Richardo tercatat sebagai entreprenuer - pengusaha muda Indonesia, merujuk berbagai sumber menyatakan jumlahnya masih sangat sedikit. Dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk, jumlah pengusaha masih jauh dari angka ideal minimal 2 persen dari total jumlah penduduk.
Saat ini, proporsi pengusaha Indonesia baru sekitar 0,24% dari populasi. Hal ini masih sangat kurang untuk mendukung akselerasi pembangunan ekonomi. Bahkan jika dibandingkan dengan dengan negara-negara maju, jumlahnya tentu masih sangat kecil. Amerika Serikat memiliki 12% pengusaha dari total penduduknya, Singapura 7%, China dan Jepang sekira 10%, serta Malaysia sekira 5%.
Cari tahu bisnis Richardo di IG https://www.instagram.com/washabi.id/ dan Website https://washabi.id
Inovasi Bisnis Cuci Sepatu Basket, menunjukkan sejatinya Richardo selain ulet, tekun juga sangat jeli mencari informasi dan membaca peluang bisnis, serta berfikir out of the box, Bisnis harus berbeda dari kebanyakan, jenisnya boleh sama tapi harus ada nilai tambah dan pastinya berbeda. Nyatanya celah baru tersebut membuat Richardo mampu meraup dan menebalkan uang saku bulannya hingga 8 sd 10 juta rupiah perbulan.
Keunikan dan nilai tambah yang dilakukan Richardo merupakan peralihan bisnis model yang awalnya cuci sepatu umum jadi cuci sepatu basket, jadi bisa dikatakan inovasi baru "Bisnis Cuci Sepatu Basket, baru berjalan 1,5 tahun, merupakan bagian dari proses bisnis 2 tahun sebelumnya, bisnis lain yang alhamdulillah gagal. Kegagalan dalam bisnis tidak boleh membuat kita jera, namun menjadi pelajaran yang sangat berharga" ujarnya.
Harapannya bisnisnya bisa makin bertumbuh, dapat sampai jadi bisnis yang scale up bukan cuma grow up saja. Strategi bisnis kedepan akan melakukan kerjasama tim-tim basket di surabaya untuk jadi official shoes laundry mereka. Pastinya insha Allah dapat membuat bangga ibu saya dan terlebih dari bisnis saya ini orang dapat mendapat manfaatnya juga" pungkasnya.
Jerri Irgo, CEFE Trainer, Consultant Local-Regional Economic Development (L-RED)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H