Makam Nyai Brintik adalah salah satu makam bersejarah yang terletak di Dusun Karang Kauman Pandak Kalurahan Wijirejo Kapanewon Pandak suatu Dusun sebelah barat Kauman Kabupaten Bantul, makam ini mempunyai history atau sejarah yang sangat panjang. Nyai Brintik seorang tokoh dan merupakan murid dari sunan kalijaga yang nama aslinya ialah Sofiyah atau Dewi Dowo Rinjani, menurut cerita Nyai Brintik dikenal sebagai seorang pendekar yang beraliran hitam. Jauh sebelum itu diikashkan Sofiyah atau Nyai Brintik sudah menggembara ke lereng gunung sumbing dan membuat tempat tinggal yang sederhana, namun dalam hidup keseharinya ia sering diganggu oleh keluarganya hingga difitnah dan membuat ia memutuskan untuk melarikan diri sehingga akhirnya ia mendapatkan bantuan perlindungan dari tokoh hitam misterius bernama Ki Angkoro dan diangkat menjadi murid oleh ki Angkoro. Ki Angokoro menjalankan mis-misi jahatnya dengan mengutus Sofiyah atau Nyai Brintik untuk mencuri pusaka-pusaka Karaton Demak dan juga misi untuk membunuh Sunan Kalijaga. Ketika beradapan dengan Sunan Kalijaga dalam pertempuran yang sengit akhirnya Sofiyah kalah dan bersedia mengabdi kepada Sunan Kalijaga dan Sofiyah membuang seluruh ilmu hitam yang diajarkan oleh KI Angkoro membuat Sofiyah terbakar dan menjadi keriting atau Brintik sejak saat itu juga Sofiyah mendapat nama baru yaitu Nyai Brintik
Silsilah Nyai Brintik sebenarnya ia merupakan putri dari Raden Santri atau pangeran Singsari adalah sesepuh pejuang dakwa islam di wilayanh gunung pring Muntilan. Kemudian makam Nyai Brintik atau yang dikenal sebagai Sofiyah adalah cucu dari Ki Ageng Pemanahan atau keponakan dari panembahan Senopati yang berkuasa di Mataram.
Nyai Brintik mempunyai jasa yang sangat besar setelah menjadi murid dari Sunan Kalijaga dengan Gelar Nyai Brintik iapun berjuang dalam menyebarkan ajaran agama islam dari Manggoro Temanggung sampai gunung bergota Semarang , dan akhirnya Nyai Brintik dinikahkan oleh Sunan Kalijaga dengan sesama muridnya yaitu Panembahan Bodho dan diyakini hidup di Temanggung Sentolo dan juga wilayah Kauman Pijenan
Sampai sekarang masih lestari dan diabadikan oleh masyarakat dengan semangat meneruskan perjuangan Nyai Brintik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H