Mahasiswa rantau merujuk kepada mereka yang mengejar pendidikan diluar kota atau di luar negeri dalam arti mengejar pendidikan jauh dari tempat asalnya. Perubahan situasi akademik meliputi kondisi lingkungan dan interaksi sosial yang baru, dengan berbagai iklim seperti tuntutan belajar dan relasi pada lingkungan sosial yang baru, hal ini menjadi sebuah fenomena yang pasti akan dihadapi oleh mahasiswa rantau, ketidakmampuan dalam penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut dapat memicu stres khususnya pada akademik di kalangan mahasiswa rantau. Dengan demikian perubahan tersebut menuntut mahasiswa rantau untuk bisa menyesuaikan diri pada lingkungan barunya.
Menurut Saniskoro (2017) penyesuaian diri didefinisikan sebagai bentuk kebutuhan dari seseorang untuk mempertahankan hidupnya, atau dengan arti yang lebih dalam penyesuaian diri merupakan sebuah proses individu dalam menghadapi perubahan baru, khususnya penyesuaian diri pada lingkup perkuliahan disebut dengan college adjustment yakni sebuah upaya interaksi individu terhadap lingkungan yang ditempatinya. Stres akademik merupakan kondisi yang dialami oleh kalangan pelajar, dimana stres muncul karena kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan (Gadzella, 2005). Sebuah penelitian yang dilakukan pada sejumlah mahasiswa rantau di Jakarta tahun 2017 diduga mahasiswa rantau pada awal perkuliahan mengalami stres akademik dikarenakan kurangnya kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan baru. Penelitian lain yang dilakukan oleh American College Health Association tahun 2015 menyatakan mahasiswa tahun pertama cenderung mengalami kesulitan sampai dengan gagal dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan pada awal perkuliahan diamati dari kurangnya interaksi dengan teman kuliah, sulit memahami materi atau tertekan secara akademik yakni stres akademik.
Dalam mengidentifikasi pengaruh penyesuaian diri terhadap stres akademik mahasiswa rantau pada masa perkuliahan dilakukannya pengambilan data sampel dari mahasiswa rantau Universitas Surabaya (UBAYA) dengan jurusan Psikologi dan Farmasi angkatan 2022, dengan menggunakan metode Paradigma Survey yaitu data populasi berupa kuesioner, wawancara dan observasi serta segala sumber yang memberikan informasi secara aktual dan faktual. Dengan hasil survei mahasiswa rantau jurusan Psikologi sebanyak 114 orang dan jurusan Farmasi sebanyak 88 orang dengan keseluruhan 202 mahasiswa rantau yang berasal dari berbagai daerah dan memiliki latar belakang yang beragam.
Berdasarkan hasil uji statistika yang dilakukan pada sampel data yang diambil diketahui bahwa adanya korelasi negatif antara penyesuaian diri dan stres akademik sehingga memberikan indikasi bahwa semakin baik penyesuain diri mahasiswa rantau maka semakin rendah tingkat stres akademik yang dialami, sebaliknya kurangnya penyesuaian diri yang baik dapat menimbulkan stres akademik pada mahasiswa rantau. Dengan demikian hal ini sejalan dengan teori-teori yang menyatakan bahwa penyesuaian diri atau adaptasi terhadap lingkungan baru sangatlah penting karena akan berdampak secara akademik maupun sosial dari individu tersebut terkhususnya pada mahasiswa rantau dalam penelitian ini.
Penulis: (Jessica Abalorna Miryam Baimudi Rumbiak\Mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya)
Editor : (Jerliyando George Korwa\Mahasiswa Ilmu Komunikasi STPMD ''APMD'' Yogyakarta)
Referensi
Gadzella, B, M. Student-Life Stress Inventory: Identification Of and Reaction to Stressors. Psychological Reports. Volume 74, Page 395-402.
Saniskoro, B. S. R., & Akmal, S. Z. (2017). Peranan Penyesuaian Diri di Perguruan Tinggi terhadap Stres Akademik pada Mahasiswa Perantau di Jakarta. Jurnal Psikologi Ulayat. Volume 4 Nomor 1, Halaman 95-106.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H