Lihat ke Halaman Asli

Jeri Santoso

Wartawan

Espresso: Cita Rasa dan Sejarah yang Rumit

Diperbarui: 6 Oktober 2019   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Christoph dari Pixabay

Minum kopi adalah tren kekinian, yang bagi sebagian orang merupakan lifestyle. Ini mungkin pengaruh "sturbucksifikasi" yang semakin meng-global. Hingga kini, minum kopi mendominasi rutinitas banyak orang setiap hari. Apalagi kalau menulis sambil minum kopi.

Espresso! Siapa sih yang tidak kenal espresso? Hasil penyulingan pertama dari biji kopi yang menciptakan aftertaste beragam para penikmat akut. Atau dalam istilah Jimmy Stamp, seorang coffee reviewer, espresso adalah esensi harfiah dari biji kopi atau kopi instan pertama.

Tren industri caf kekinian telah membawa kiblat espresso semakin digandrungi masyarakat penikmat kopi. Bagi peminum kopi, espresso lebih dari kopi biasa, yang butuh lima menit oleh seorang barista diolah menjadi siap minum. Bagaimana sebenarnya cikal-bakal espresso? Yang bikin orang ngiler dan kecanduan minum kopi.

Espresso adalah metode persiapan sebelum kopi siap diminum. Pada tahap ini air panas bertekanan tinggi dipaksakan di atas bubuk kopi untuk menghasilkan minuman kopi yang sangat pekat dengan rasa yang kuat dan dalam.

Ini butuh ketepatan dan konsistensi dalam menemukan keseimbangan yang relatif sempurna antara gilingan, suhu, dan tekanan. Itulah sebabnya mengapa teknologi menjadi bagian penting dalam perkembangan historis espresso untuk menciptakan konsistensi rasa yang kuat.

Pada abad ke-19 kopi merupakan bisnis yang besar di Eropa ketika industri caf berkembang di seluruh dunia. Tetapi metode pembuatan minuman kopi belum terpikirkan. Sehingga, pelanggan-pelanggan harus menunggu lama untuk bisa menyuduh kopi.

Melihat peluang tersebut, banyak industri caf di Eropa mulai mengeksplorasi cara pembuatan kopi menggunakan mesin uap. Bagaimanapun juga, kecepatan merupakan hal terpenting dalam pembuatan kopi agar pelanggan tidak menunggu terlalu lama.

Oleh sebab itu, mulai berkembang mesin-mesin espresso di banyak kedai kopi. Meskipun banyaknya model dan prototipe mesin kopi pada saat itu, orang selalu mengkaitkan mesin kopi dengan Antonio Moriondo, dari Turin-Italia, yang mengembangkan mesin espresso pada tahun 1884.

Mesin tersebut menggunakan sebuah boiler besar, dipanaskan hingga 1,5 bar tekanan (setara dengan 150000 pascal), yang mendorong air menuju ketel untuk menghasilkan uap yang memanaskan kopi secara merata.

Sumber ilustrasi: pinterest/espresso

Penemuan mesin kopi Moriondo merupakan cikal bakal penggunaan uap dalam pembuatan kopi. Akan tetapi tidak banyak yang diketahui tentang Moriondo dan penemuannya tersebut.

Luigi Bezzera dan Desiderio Pavoni yang kemudian mengembangkan lagi mesin espresso penemuan Moriondo. Luigi menciptakan espresso pertama kali pada tahun-tahun awal abad ke-20 sambil mencari metode menyuduh langsung kopi ke dalam cangkir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline