Lihat ke Halaman Asli

Dampak Sampah pada Biota Laut: Ancaman Serius bagi Kehidupan Laut dan Keseimbangan Ekosistem

Diperbarui: 25 Mei 2023   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampah merupakan masalah global yang semakin mengkhawatirkan. Setiap tahunnya, jumlah sampah yang diproduksi terus meningkat dan mencapai angka yang sangat besar. Banyak negara yang menghadapi masalah pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan akibat dari tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik. Sampah juga merupakan ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia dan planet kita. Sampah dapat berasal dari berbagai sumber, seperti rumah tangga, industri, pertanian, dan transportasi. Sampah terdiri dari berbagai jenis, mulai dari sampah organik hingga sampah anorganik, seperti plastik, kaca, logam, dan limbah berbahaya. Setiap jenis sampah memiliki dampak yang berbeda bagi lingkungan dan Kesehatan.

Contohnya sampah plastik dan limbah anorganik yang dibuang ke laut dengan tidak bertanggung jawab merupakan ancaman serius bagi biota laut. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020 wilayah lautan Indonesia sudah tercemar oleh sekitar 1.772,7 gram sampah per meter persegi (g/m2).Mengingat luas lautan Indonesia yang totalnya 3,25 juta km2, bisa diperkirakan bahwa jumlah sampah di laut Nusantara secara keseluruhan sudah mencapai 5,75 juta ton. Jenis sampah yang paling banyak ditemukan adalah sampah plastik, dengan bobot seberat 627,80 g/m2. Jumlah itu memiliki proporsi 35,4% dari total sampah di laut Indonesia pada 2020. Sampah yang terbuang ke laut dapat mematikan biota laut secara langsung maupun tidak langsung. Plastik yang masuk ke dalam laut dapat menyerupai makanan dan menjadi ancaman bagi kehidupan laut. Biota laut, seperti ikan dan burung laut, dapat memakan sampah tersebut dan mengalami keracunan serta kematian. Sampah juga dapat mematikan biota laut dengan cara mencekik dan melukai mereka

Selain dampak langsung, sampah yang terurai dapat menghasilkan zat kimia berbahaya dan mengubah ekosistem laut. Limbah industri, seperti merkuri dan raksa, dapat mencemari laut dan menjadi racun bagi biota laut. Dampak ini dapat menyebabkan kematian, penurunan populasi, dan gangguan pada keseimbangan ekosistem laut. Kehadiran sampah juga mempengaruhi sumber daya yang tersedia bagi biota laut. Sampah dapat mengganggu pola migrasi dan pergerakan biota laut, mengurangi sumber makanan yang tersedia, dan menghancurkan habitat mereka. Dampak ini dapat menyebabkan penurunan populasi dan keberlangsungan hidup yang buruk bagi biota laut.

 Untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah berkomitmen menurunkan 70% sampah dari total sampah laut nasional pada tahun 2025. Target pencapaian tersebut didukung dalam bentuk Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut dalam Rencana Aksi Nasional 2018-2025. Selain itu kita perlu mengambil tindakan yang tepat, salah satunya adalah dengan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke laut dengan cara mengelola sampah secara baik dan melakukan pengurangan penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai. 

Kita juga dapat memanfaatkan teknologi daur ulang dan pengelolaan sampah yang lebih baik. Tidak lupa edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan dampak negatif sampah pada biota laut juga perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye penyuluhan, sosialisasi dan pengenalan praktik yang ramah lingkungan sejak dini. Dengan mengambil tindakan yang tepat, kita dapat membantu melindungi kehidupan biota laut serta menjaga keseimbangan ekosistem laut yang penting bagi keberlangsungan kehidupan kita dan planet kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline