Lihat ke Halaman Asli

Jeremy Jonathan Damanik

Mengimani dan mengamini

Teologi Pribumi

Diperbarui: 19 September 2020   19:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teologi Pribumi adalah wajah teologi baru oleh yang digagasi  Wati Longchar(Nagaland-India) tahun 2012 akibat alienasi  kepada minoritas pribumi dalam bentuk ketidakadilan dan eksploitasi.

Kekhasan teologi pribumi adalah melihat tanah sebagai world view Asia. Maka, tanah harus dibebaskan dan tanah adalah identitas pribumi. 

Namun, ada kebingungan identitas orang pribumi  disebabkan banyaknya arti "pribumi". Pribumi bisa diartikan suku, suku minoritas, penduduk asli, orang gunung, dan penduduk pedalaman. Banyaknya arti pribumi berasal dari pihak di luar dirinya, baik penjajah maupun orang dari kota. Sehingga, orang pribumi mengenal dirinya dengan nama sendiri, misalnya: Hakka, Amis, dan lain-lain (Longchar 2012,83). 

Sumber teologi pribumi pengalaman penduduk pribumi atas penindasan, penderitaan, kisah tradisional, mitos, simbol, tari-tarian, nyanyian, dan berhubungan dengan tanah dan lingkungan. Oleh sebab itu, elemen teologi pribumi adalah penduduk, tanah, dan kuasa sakral (Longchar 2012,83).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline