Lihat ke Halaman Asli

Jeremy Agustian

SMA Kolese Kanisius

Artificial Intelligence (AI) dan Perkembangannya

Diperbarui: 24 September 2022   23:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

AI merupakan akronim dari Artifical Intelligence, yang berarti kecerdasan buatan. Menurut Rafki Fachrizal, AI adalah sistem komputer/mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia. AI mampu melakukan pembelajaran, penalaran, dan mengoreksi diri secara mandiri. AI bisa memperoleh informasi, menggunakannya, dan juga mampu meembuat kesimpulan dari sesuatu. Secara singkat, AI merupakan sistem komputer yang mampu mengikuti cara berpikir manusia dalam menyelesaikan sebuah masalah/pekerjaan. Secara umum, AI dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu Strong AI (AI kuat), Weak AI (AI lemah), dan Klasifikasi AI lainnya. Strong AI memiliki kemampuan kecerdasan seperti manusia pada umumnya dan dapat "belajar" untuk mengerjakan tugas atau perintah yang belum dikenali. Weak AI dirancang dan diprogram untuk sebuah tugas tertentu saja, misalnya Siri pada Apple. AI yang termasuk dalam klasifikai lainnya meliputi mesin reaktif, memori terbatas, teori pikiran, dan AI yang memiliki kesadaran diri.

Kemunculan konsep kecerdasan buatan pertama kali ditemukan setelah Perang Dunia II oleh Alan Turing. Alan Turing adalah seorang ilmuwan yang membuat suatu makalah pada tahun 1950 tentang bagaimana membangun mesin cerdas dan cara menguji kecerdasan mereka. Prinsip AI bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang diberikan melalui pembuatannya. Artificial Intelligence dapat membawa dampak baik seperti meningkatkan efektivita kerja dan dampak buruk seperti membawa perubahan besar pada sistem kerja umat manusia. Teknologi ini dapat membawa sebuah perubahan besar pada sistem kerja umat manusia.

Menurut Anggoro Suryo, banyak perusahaan di Indonesia akan mendapatkan keunggulan kompetitif secara global apabila mereka mentransformasukan bisnis mereka secara digital menggunaka Artificial Intelligence. Negara Indonesia sudah memiliki rencana untuk penerapan AI dan bertujuan agar pemerintah dapat meningkatkan penggunaan teknologi AI yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai sektor. Praktik ini dapat dilihat langsung pada Bank BPD Bali yang menerapkan IBM VisionAnalytics, yaitu model data perbankan dengan berbagai macam fitur yang memudahkan dan meningkatkan efisiensi kerja para manager bank. Penerapan teknologi ini pun membuat Bank BPD Bali mendapatkan berbagai macam keuntungan-keuntungan terkait dengan efisiensi.

AI dapat dibandingkan langsung dengan otak manusia. AI dapat "berpikir" sebagaimana otak manusia dapat berpikir, dengan cara menentukan hal yang harus dilakukan dalam suatu situai yang diberikan. Kode yang digunakan untuk membuat AI tersebut berfungsi sebagai sebuah “materi pelajaran” dan para programmer tersebut yang menambahkan kode tersebut adalah seorang “guru” yang menambah ilmu sehingga bisa menanggapi lebih banyak situasi dengan benar. Ada AI yang bisa 'self learning' dan hal tersebut menguatkan kemiripan AI dengan seseorang manusia yang dapat melakukan pembelajaran mandiri dari internet.

AI atau kecerdasan buatan yang dulunya dianggap sebagai produk dari sci-fi (science fiction) semata kini telah berkembang dengan cukup pesat. AI mulai digunakan untuk membuat pekerjaan-pekerjaan menjadi lebih efisien. Apabila AI terus berkembang, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. 

AI yang bisa berpikir dan belajar kapasitasnya akan jauh melampaui manusia, apalagi karena manusia itu tidaklah sempurna. AI tidak akan melupakan data apapun karena semua tersimpan di dalam komputer, dan AI juga mampu melakukan perhitungan dalam beragai hal jauh lebih cepat dari manusia. 

Terdapat sebuah kemungkinan yang sangat besar pekerjaan manusia bisa digantikan oleh kecerdasan buatan ini. Apabila AI yang bisa berpikir dan belajar secara mandiri disempurnakan, maka kemungkinan bahwa AI tersebut akan menguasai dunia tidak terlalu jauh. Oleh karena itu, harus dipastikan AI dapat berkembang namun tidak menggantikan manusia secara keseluruhan. Terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat diambil oleh manusia untuk menghadapi masalah ini, yaitu:

  • Memperbanyak pengetahuan mengenai teknologi informasi
  • Dengan meningkatkan jumlah banyaknya orang dengan pengetahuan pada bidang informatika, maka akan semakin banyak ide inovatif yang akan membawa perkembangan AI ke arah yang baik.
  • Mengurangi penggunaan HP/Laptop
  • Mengurangi ketergantungan terhadap barang-barang elektronik dari sekarang akan membuat kita lebih terbiasa dengan kehidupan tanpa hal-hal ini. Dengan menghilangi ketergantungan ini, maka AI tidak dapat secara seluruhnya "menguasai dunia"  dan membuat manusia menjadi dependen pada teknologi kecerdasan buatan ini.

Jadi untuk menyimpulkan, AI merupakan sebuah teknologi yang dapat "berpikir secara cerdas layaknya manusia". Layaknya sebuah otak manusia, AI dapat mengerjakan yang dilakukkan manusia (berpikir), namun dengan lebih cepat dan akurat. Teknologi sudah cukup banyak digunakan, dan penggunaannya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berbagai bidang. Hal ini membuka kemungkinan bahwa di masa depan AI dapat menggantikan manusia

Penulis: Jeremy Agustian Suwandi

Editor: Nicholas Russel William

Referensi:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline