Lihat ke Halaman Asli

Jeremy Randolph

opini-opini

Belum Bebas, Sudah Berekspresi: Refleksi Menggunakan Instagram

Diperbarui: 8 Juli 2020   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Untuk apa sih orang-orang memakai instagram?  Kenapa ada aplikasi ini di ponselku?

Beberapa waktu lalu handphoneku hilang di sebuah angkot. Lalu muncul pertanyaan itu saat tiba-tiba langsung kuinstall aplikasi instagram di handphone baruku. 

Dan dengan semangat sinis, aku menjawab, "Ya untuk pamer." 

Tapi, apa salahnya pamer? itu bentuk kebebasan berekspresi yang dipermudah teknologi, kan. 

Tapi, aku lebih sering merasa tidak ada yang perlu aku ekspresikan. Kalau ada yang perlu aku ekspresikan mungkin salah satunya adalah wajahku waktu mengetik caption atau mengedit foto selama sepuluh menit.

Kemudian dengan semangat pragmatik, aku menjawab, "Ya untuk personal branding, portofolio, membangun marketplace, mengedukasi, membangun relasi, menjangkau publik, dsb." 

Tapi, aku lebih sering nggak punya kepentingan-kepentingan itu, bahkan nggak mikir sampai situ. 

Terus, kenapa ya aku masih pakai instagram? 

Dan hasil refleksiku adalah..

Persona dan Self Esteem.

Membangun persona ini bisa positif dan negatif. Untuk kasusku, negatif. 

Karena aku cuma mikirin status sosial tok.  

Makanya aku sering kebingungan milih filter, caption, foto, dan sebagainya. Beberapa fotoku juga memang buat menunjukkan kalau aku itu orangnya ginii lhoo, luculah, estetiklah, berototlah, gantenglah. Terus, ada foto yang ternyata jelek atau kurang pas, aku hapus. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline