Lihat ke Halaman Asli

JepretPotret

........ ........

Malangnya Si Jangkung Berleher Panjang

Diperbarui: 29 Juni 2018   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Baobab Safari Resort

Ada sembilan subspesies jerapah yang dapat diterima umum dengan pembedaan berdasarkan warna dan variasi pola. Oh ternyata, jerapah di setiap negara Afrika memiliki perbedaan ciri khasnya masing-masing. Malangnya si jangkung berleher panjang. Begitulah nasib jumlah populasi satwa yang bernama jerapah (zarafah, giraffa camelopardalis), yang semakin menurun akibat perburuan tak bertanggung jawab. 

Berdasarkan laporan Nature World News, para pemburu telah rela meluangkan waktu menjelajah 21 negara. Dimanapun jerapah bersemayam, tak ada tempat aman lagi sebagai target buruan untuk ditembak mati. Satwa khas tanah benua Afrika ini, diperkirakan hanya tersisa dengan populasi kurang dari 300 ekor di Nigeria. Sementara jumlah populasi kurang dari 700 ekor, dapat ditemui di Kenya dan Uganda. 

Menurut data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, telah terjadi penurunan drastis 40 persen jumlah populasi jerapah dalam kurun waktu 15 tahun. Ancaman kepunahan jerapah ini dirilis oleh IUCN Red List, yang dikenal sebagai organisasi internasional dengan status analisis dan informasi akan tren ancaman terhadap suatu spesies. 

Salah satu upaya penyelamatan akan kepunahan jerapah dari muka bumi ini, dengan memperingatinya dalam kampanye World Girafe Day sejak tahun 2014. Baobab Safari Resort, Taman Safari Prigen - Pasuruan Jawa Timur, turut serta dalam kampanye "Save Girafe", pada 21 Juni 2018 lalu. 

Tamu Baobab Safari Resort, berkesempatan turut serta beraksi memberikan makanan yang disajikan dalam bentuk sepuluh tumpengan berisikan sayur segar dan beberapa buah-buahan. Sebelum disajikan pada ketiga jerapah lucu bernama Zahra, Zahari dan Kamil, tentu saja tumpengan terlebih dahulu didoakan untuk tujuan keselamatan mereka di alam bebas. 

Kelakuan ketiga jerapah ini menggemaskan, karena mereka berebutan makan pada tumpeng terdekat. Isi makanan yang tersaji dalam sepuluh tumpeng, hanya hitungan sekejap langsung ludes.. des... des.... Harap maklumlah, karena feeding reguler mereka selama ini berupa kacang panjang. 

Sebagai bentuk komitmen mendukung pelestarian satwa cantik ini, Tamu Baobab Safari Resort juga berkesempatan membubuhkan cap tangan (Hands for Girafe) seusai memberikan makanan ke jerapah-jerapah tersebut. 

Hands on Giraffe [Foto: Baobab Safari Resort]

"Menjaga populasi jerapah merupakan tanggung jawab kita bersama. Kita berharap melalui acara ini bisa mengkampanyekan perlindungan habitat satwa ini," ujar Eko Windarto (Wildlife Education Manager Taman Safari Prigen). 

Hingga saat ini telah tercatat ada enam kelahiran bayi jerapah di Taman Safari Prigen. Terakhir adalah jerapah bernama Tania (penamaan seperti nama anak perempuan dari Menteri Pariwisata Arief Yahya), yang lahir pada bulan Juli 2017 lalu dari induk pejantan bernama Davi (16) dan induk betina bernama Sahira (18). Total populasi jerapah di Taman Safari Prigen hingga saat ini adalah 8 ekor. 

Yuk selamatkan satwa-satwa ini, karena mereka juga bagian dari titipan untuk anak cucu kita kelak. Save Our Precious Wildlife!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline