Pasar malam selalu identik dengan berbagai macam wahana permainan seperti bianglala, kora-kora, ombak air, rumah hantu, roda gila, komedi putar, mandi bola, yang dapat memberikan sensasi motorik nyata bagi panca indera manusia. Sementara aneka permainan ketangkasan seperti lempar gelang, lempar bola, lempar panah, memberikan sensasi rasa kebanggaan sebagai kampiun yang disertai berbagai hadiah (gimmick) menarik. Sementara pedagang kuliner menyediakan aneka camilan sebagai teman menikmati suasana pasar malam.
Geliat wahana pasar malam ini masih dapat dijumpai di saat waktu tertentu & lokasi yang berpindah tempat termasuk di kota besar seperti Jakarta. Tentu saja pilihan lokasi pinggiran kota yang memiliki kepadatan penduduk menengah ke bawah, yang menjadi segmentasi konsumen penikmat hiburan murah meriah senantiasa terjangkau oleh seluruh anggota keluarga. Hanya dengan merogoh uang yang rata-rata tak sampai sepuluh ribu rupiah, kita dapat menikmati berbagai wahana permainan ala Dunia Fantasi.
Sejak 18 Nopember 2016 Wahana Yudhika Ria menghadirkan suasana pasar malam yang merupakan alternatif hiburan masyarakat menengah bawah, bertempat di pelataran salah satu pasar tradisional/rakyat yang telah bersertifikat SNI yaitu Pasar Pondok Indah Jakarta Selatan. Pasar ini berlokasi di Jalan Ciputat Raya Kebayoran Lama persis disamping sebuah kampus yang berada disisi kanan jalan raya dari arah Pondok Pinang/Lebak Bulus.
Permainan adu ketangkasan sangat membius para pengunjung baik muda maupun tua seperti lempar panah, lempar bola tenis dengan target beberapa kaleng harus terjatuh (seperti susunan permainan bowling), lempar gelang dengan target hadiah yang diinginkan, mengarahkan bola kecil menuju kotak lingkaran. Wahana Komedi putar & kereta api mini masih menjadi favorit anak balita. Sementara kora-kora & bianglala dari awal hingga berakhir, tetap menjadi favorit anak-anak hingga orang dewasa. Menariknya ada juga pekerja wahana Kora-kora yang turut duduk maupun berdiri di kabin, sambil beratraksi/ berakrobatik menghibur para pengunjung.
Dipandu oleh 6 hingga 7 orang pekerja maka pengunjung akan dituntun menggunakan tangga untuk mencapai tempat duduk yang diinginkan. Menunggu terpenuhinya tempat, goyangan kecil mulai dilakukan sambil pemanasan (warming-up) bagi beberapa pekerjanya. Ketika Saatnya atraksi Ayunan Air dimulai dengan iringan musik & keenam pekerja berlari cepat sambil bergelantungan di besi belakang tempat duduk untuk memutar secara manual Ayunan Air. Teriakan pengunjung mulai membahana merasakan berputarnya Ayunan Air dengan harap-harap cemas (terutama anak kecil), karena sangat minimnya tempat tangan bersandar/ berpegangan secara nyaman.
Para pekerja dari ketinggian menukik ke bawah dengan kaki menyentuh tanah untuk menimbulkan gelombang/guncangan. Gerakan ini bagaikan seekor rajawali yang terbang dari ketinggian, tiba-tiba menukik tajam ke air untuk menangkap target buruannya. Para pengunjung pun merasakan asyiknya sensasi terbang menerjang gelombang. Terkadang ada pekerja beratraksi dengan bergelantungan & berakrobatik di tali penyangga Ayunan Air untuk eksistensi diri & penyemangat para pengunjung. Meskipun para pekerja telah ahli & memiliki jam terbang tinggi dalam beratraksi, namun ada juga tetap mengalami cedera / luka lecet berdarah di jari-jari kaki. Namun semua itu tak menghalangi akan semangat (spirit) yang telah menyatu dalam pekerjaan.
Akhirnya 15 Januari 2017 menjadi hari terakhir pasar malam dadakan yang memberikan kehangatan & keceriaan bagi masyarakat yang berkantong pas-pasan. Sambil menantikan kembali kehadiran suasana permainan pasar malam, mari kita juga selalu untuk bersiap dapat terbang menerjang serta melintasi gelombang & badai kehidupan masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H