Liburan lebaran yang lalu, aku dan anakku mengisi liburan berdua. Sabtu, 18 Agustus sekitar pukul 07.30 WIB kami berangkat dari Cisauk-Serpong. Motor benar-benar dalam kondisi prima dan yakin tidak akan rewel selama melakukan perjalanan. Persiapan pakaian satu hari juga tidak dilupakan. Sekitar setengah jam perjalanan kami telah sampai di kawasan Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang Tigaraksa. Suasana jalan sangat sepi. Kami memilih jalan pintas menuju Rangkasbitung. Jalan menuju Rangkasbitung cukup bagus. Hmm, jalan yang berlubang-lubang ya ada juga namun bukan penghalang yang berarti. Jam 11-an kami pun tiba di ibu kota Kabupaten Lebak ini. Luas wilayah sekitar 3.044 Km2. Perasaan kami sangat senang karena telah berhasil melalui 2 pusat pemerintahan daerah di dua provinsi yang berbeda. Keindahan kota Rangkasbitung yang termasuk asri mengajak naluri kami unjuk semakin menemukan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang lebih asri dan menawan lagi. Sekali-kali Aldo bertanya tentang jalan yang kami lalui. Maklum baru kali ini dia saya ajak naik motor agak jauh. Beberapa bulan yang lalu aku hanya mengajak dia melihat-lihat prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Bogor. Keinginantahuannya tentang wilayah sekitarnya sangat tinggi. Biarlah pengalaman sendiri menjawab pertanyaan yang muncul. Benar-benar pemandangan yang sangat indah. Jalan raya yang mulus dan mulai berkelok-kelok dari Rangkasbitung menuju Malingping semakin memberi peneguhan tentang keindahan alamku Indonesia. Tak kusadari kedamaian mulai memasuki relung hati. Rasanya ingin berlama-lama menikmati pemandangan dan kesejukan alam di tengah-tengah rimbunan tumbuhan yang asri. Sekitar jam 3 kami tiba di Malingping. [caption id="attachment_217149" align="aligncenter" width="300" caption="Pebukitan"][/caption] Perjalanan dari Malingping menuju timur melewati Bayah hingga Pelabuhan Ratu disuguhi pemandangan yang sangat menakjubkan. Aldo tak ingin menyianyiakan kesempatan indah ini dan secepat tangan memencet tombol kamera dia mengabadikan setiap pemandangan yang dia lewati. Sore itu dia menjadi seorang ahli fotografer dadakan. Objek bidikan ya, alam ciptaan Tuhan yang luar biasa. Momen itu benar-benar kami jadikan bagian dari perjalanan yang tidak akan pernah dilupakan. Biarlah Kasih Tuhan terus kami rasakan melalui jepretan kamera kami. Terima kasih Tuhan Engkau memberi anugerah yang tak terhingga nikmatnya bagi umatMu. [caption id="attachment_217157" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan awan di daerah Bayah"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H