Lihat ke Halaman Asli

Jentar Samosir

Propesional Literasi sekolah

Tantangan Zaman Pembelajaran Multiliterasi

Diperbarui: 27 April 2021   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengetahui tantangan pembelajaran multiliterasi (inaki del olmo/unsplash)

Dalam menghadapi abad ke-21 yang ditandai dengan berkembang pesatnya tehnologi seperti artificial intelegence yang telah melakukan perubahan dan mengubah hampir seluruh kebiasaan-kebisaan lama yang dinilai kurang relepan dengan perkembangan tehnologi digital yang sangat pesat harus betul-betul dimanfaatkan dalam rangka menjawab kompleksitas era digital sat ini.

Oleh karena  itu peningkatan kompetensi guru adalah salah satu cara terbaik dalam menyiapkan  generasi emas Indonesia yang mampu menjawab tantangan zaman.

Dan tuntutan menguasai berbagai kompetensi, maka diperlukan sebuah inovasi yang dapat mengakomadasi berbagai  tuntutan yang harus dikuasi peserta didik tidak terkecuali kebisaan lama yang ada dalam pendidikan.

Tantangan  pendidikan harus mampu menyiapkan peserta didik untuk dapat bereksistensi dalam kehidupan mereka khususnya di abad ke-21

Respon yang paling arif dalam menyikapi pendidikan dalam era sekarang adalah dengan menerafkan pembelajaran inovatif yang sesuai dengan kondisi abad ke -21 salah ujud pembelajaran inovasi adalah dengan menerafkan pembejaran yang melibatkan berbagai macam kemampuan literasi atau disebut multiliterasi. 

Istilah literasi baru banyak dikemukakan oleh apara ahli dan mengambarkan kemampuan literasi saat ini.

Dimana beragamnya kemampuan yang harus dimiliki peserta didik membuat pembelajaran literasi tentang membaca dan menulis tetapi akan jauh lebih kompleks.

Kompleksitas inilah yang melahirkan multiliterasi.Sekolah akan lebih adil,memotivasi,dan sukses jika guru mendorong peserta didik untuk membawa keterampilan dan wacana terkait literasi yang beragam melalui pembelajaran ruangan kelas

Pembelajaran multiliterasi adalah serangkaian kegiatan terencana yang mengahadirkan ide-ide baru untuk meningkatkan kemampuan belajar melalui beragam interaksi.Idealnya, proses konruksi pengetahuan harus ditambahakan dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis proyek dan fokus pada masalah kehidupan nyata yang otentik ( Fullan, 2007 ).

Melalui pembejaran multiliterasi,guru dapat menjadikan tehnologi sebagai media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru dan peserta didik serta dapat menggunakan teknologi multimedia untuk merancang lingkungan belajar yang baik. Hal tersebut tentu sangat relevan dengan kondisi saat ini.

Pembelajaran multiliterasi mendorong peserta didik untuk lebih luas dan menggunakan beragam cara untuk memperoleh informasi-informasi terkait konten pembelajaran.Keberagaman ini membuat ini pembelajaran lebih menarik dan tentu dibuat dalam cara-cara yang semakin multi modal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline