"Setelah terbitnya UU 43 Tahun 2007 keberadaan perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari peradapan budaya suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi perpustakaan khususnya pasal 23 yang mengamanahkan bahwa setiap sekolah SD,SMP,SMA, menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standart Nasional Perpustakaan dengan memperhatikan standart Nasional Pendidikan sesuai dengan pasal 11 standart Nasional Perpustakaan terdiri dari atas,standart koleksi,standart sarana dan prasarana,standart pelayanan perpustakaan,standart tenaga perpustakaan,standarta penyelenggaraan dan standart pengelolaan. apakah standart lingkungan sekolah sudah terpenuhi sesuai amanah UU ? dan bagaimana para dikma pembudayaan minat baca setelah bergersernya dari layanan konvensional perpustakaan ke layanan ke arah digital , di era milinial (pemustaka ) sudah menuju ke tingkat minat bacanya melalui akses digital yang bisa membaca buku , dan ketersediaan sarana dan prasarana dilingkup perpustakaan sekolah menjadi satu kendala kalau mengacu pada akses digital dalam bentuk model layanan, artinya bahwa peran perpustakaan itu merupakan suatu organisme yang selalu berkembang.
Di sini diartikan tumbuh menjadi baik tentunya, kondisi perpustakaan saat ini menunjukkan bahwa inovasi dari layanan perpustakaan mulai tumbuh dan juga berkembang secara refleksif terhadap lahirnya sebuah generasi milinial.Lalu apakah dengan kehadirannya sebuah internet menjadikan perpustakaan sepi pengunjung ?Apalagi zaman sekarang ini, kita mau mencari apapun sudah langsung pasti menggunakan "Goekle" sekali ketik seketika itu juga langsung muncul ribuan hit yang ditemukan.
Maka kehadiran perpustakaan sekolah harus tanggap dalam sebuah perobahan dan memperbaiki setiap kekurangan agar budaya baca terpencar sebuah harapan dan cita-cita untuk meraih kesusksesan, maka perpustakaan tetap akan diminati pemakai atau pemustaka. Berbicara tehnologi dalam aktivitas perpustakaan dengan menggunakan internet terletak pada setiap kandungan informasinya terkadang informasinya didapatkan tidak penuh, sedangkan di perpustakaan informasinya yang didapatkan bisa secara penuh didapatkan melalui dokumen fisiknya yang ada.
Dalam era informasi dan keterbukaan saat ini semakin menunjukkan bahwa betapa pentingnya informasi tersebut atau disebut perkembangan tehnologi informasi dan komunikasi ( TIK ) sudah menjadikan pesatnya menjadi berkembang.Generasi 2.0 telah menggiring semua manusia untuk berlomba -lomba dalam berinteraksi dengan sebuah computer.Saat ini leptof dan note book bukan lagi merupakan barang yang mewah dan langka.Hammpir setiap tempat kita didapatlkan akan semakin mudah berselancar masuk ke area internet.
Bisa dibayangkan kira-kira sepuluh tahun lagi kedepan nanti seperti apa generasinya?
Untuk menuju kearah perubahan menjadi perpustakaan milinial merupakan suatu tantangan yang tidak mudah, namun semuanya itu memerlukan suatu proses berkecakupan sangat luas.Mau tidak mau perpustakaan harus menanggapi dan mengikuti perobahan dalam layanan di era generasi milinial. Kemajuan iptek melalui inovasinya sekarang telah merasuk dan mengakar dalam segala bentuk kegiatan yang tercermin dari prilaku masyrakat dalam akses.Pengetahuan ( konowledge ) menjadi salah satu keunggulan yang kompotitif yang perlu dimiliki oleh suatru bangsa untuk bersaing secara global.Sehingga mencapai untuk berbagai pengetahuan tehnologi informasi diperlukan berbagai upaya dan kretivitas yang komplek.
Oleh karena itu,penerapan iftek di perpustakaan harus dievaluasi dan diperbaiki secara terus menerus dan berkelanjutan.Tentu untuk menyikapi itu era informasi yang semakin terbuka dan pengakses umumnya adalah generasi milinial, maka perpustakaan harus tetap berdansa dengan perubahan.Misalnya peningkatan layanan elektronik untuk mempermudah melakukan pencarian.Jika perpustakaan ingin tetap eksis dalam perputaran informasi mesti mehami karekteristik generasi milinial, menunjukkan hasil penelitian bahwa 34 % penduduk Indonesia adalah generasi milinial.
Perkembangan tehnologi komunikasi dan informasi yang begitu cepat jelas berdampak secara signifikan terhadap eksitensi perpustakaan.Karna sebuah perpustakaan harus tanggab menganai trend TIK tersebut.Tuntutan kemudahan akses informasi yang serba intan,tepat,dan adanya ketersediaan fasilitas yang diaplikasikan akan mereprestasikan sistem layanan informasi yang di perpustakaan.
Saat ini populasi orang yang suka mebaca buku sudah turun darastis apalagi pada generasi milinial sudah tidak berkunjung di perpustakaan dengan tujuan membaca buku, walapun begitu, masih ada beberapa pemustaka generasi milinilal yang hobby membaca buku namun saat ini sudah menuju membaca buku on lne ( e-book,iPusnas )sebagai salah satu solusi mempermudah dan cepat, salah satu alasan tidak repot mebawa buku.
Maka dari itu, didalam perpustakaan diperlukan sarana dan prasara yang disediakan,seperti ,wifi atau hospot area, perpustakaan digital, sehingga menjadikan seorang pemustaka bisa mudah untuk bisa mengakses ataupun mencari berbagai informasi, maka dengan itu harus lebih fleksibel pemanpaatan suatu layanan elektronik dan digital banyak ditingkatkan dan berinovasi agar bisa untuk menikmatinya.
Jadi supaya perpustakaan tidak dilupakan oleh generasi sekarang, maka seatu perpustakaan juga harus dan berkembang dalam setiap peneyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas infrastruktur, dan aspek kebijakan organisasi perpustakaan untuk mendukung generasi milinial agar tidak ketinggalan selain itu juga, ada suatu hal yang tidak ditinggalkan pengelola perpustakaan dan pustakawan juga harus informasi literate terhadap adanya penggeseran perubahan generasi dan segala aspek kebutuhan perpustakaan menjadi referensi akibat pekembangan zaman tehnologi ,perpustakaan ikut serta dalam melakukan perobahan untuk membangun pemustaka dengan meningkatkan budaya baca di perpustakaan.