Pasangan calon walikota dan wakil walikota Eri-Armuji berhasil menduduki kursi walikota dan wakil walikota Surabaya meskipun bersaing dengan kotak kosong. Maju untuk untuk kedua kalinya tentu menjadi sebuah keunggulan bagi pasangan Eri-Armuji, sebab warga Surabaya telah mengetahui bagaimana kualitas kinerja pada periode sebelumnya sehingga membawa suara pasti. Dengan pengalaman yang dimiliki, pasangan Eri-Armuji memiliki peluang untuk membuat program-program kerja yang tepat sasaran karena telah memiliki realitas lapangan pada periode sebelumnya. Pada debat bulan oktober lalu, Eri-Armuji menyebutkan program yang akan diusung untuk membawa Surabaya maju diantaranya gratis sekolah SD-SMA, berobat gratis, beri modal UMKM, pengembangan transportasi publik dan memperkuat program "Jemput Bola" yang merupakan pelayanan publik berbasis RW.
Diantara program-program tersebut, publik seharusnya menggeroti program pengembangan transportasi publik. Surabaya merupakan kota kedua terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Pada debat oktober lalu Eri-Armuji menyingung bahwa pada malam Surabaya sepi dengan 4 juta penduduknya, pagi hari boleh jadi 7 hingga 8 juta jiwa datang ke Surabaya untuk mengadu nasib. Sehingga memunculkan pertanyaan, mampukah jalanan Surabaya untuk menggotong jutaan penggunanya itu menuju tempat kerja, sekolah dan tempat lainnya yang dituju? Tinggi nya pengguna jalan, memunculkan masalah kemacetan yang menganggu kenyamanan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pembenahan pada sistem transportasi publik.
Pembangun LRT dan MRT di Surabaya memang telah disebut-sebut akan dilakukan. Namun, jika menengok kondisi wilayah Surabaya saat ini, LRT dan MRT bukan jawaban yang pas mengingat pembangunan kedua transportasi umum tersebut memperlukan biaya yang besar dan waktu yang lebih lama. Pada debat Eri-Armuji membahas akan melakukan penyediakan dan mengembangkan moda transportasi umum yaitu Trans Semanggi dan Suroboyo Bus. Diantara keduanya, masyarakat umum lebih mengenal Suroboyo Bus, sebab jangkauan rute hinggga biaya penggunaannya digembar-gemborkan di Internet. Bahkan mahasiswa luar wilayah Surabaya pun akan mencoba mengenali rute Suroboyo bus setelah tinggal di wilayah Surabaya. Dengan dikenalnya Suroboyo bus dikalangan masyarakat, hal ini dapat menjadi solusi pertama untuk menciptakan transportasi publik yang efektif untuk masyarakat.
Dibawah kepemimpinan Eri-Armuji yang dikenal memiliki visi besar untuk menjadikan Surabaya kota ramah lingkungan dan maju teknologi, Suroboyo bus dapat menjadi transportasi yang efisien. Tentu setelah menjabat 1 periode menjadi pemimpin kota pahlawan Eri-Armuji telah mendengarkan keluhan masyarakat terkait Suroboyo Bus. Terdapat beberapa perbaikan yang perlukan dilakukan mulai dari masalah fasilitas seperti kelengkapan tempat duduk di halte atau pembangunan halte yang memenuhi standar, kemudian jumlah armada dan perluasan rute. Masyarakat masih mengeluhkan jam kedatangan bus yang tidak sesuai jadwal atau waktu tunggu antar bus begitu lama karena keterbatasan aramda dan ada wilayah-wilayah yang masih tidak terjangkau Suroboyo Bus sehingga masyarakat belum mendapatkan pelayanan transportasi umum yang dapat membantu aktivitasnya. Hal ini tentu membawa dampak pada penurunan pengguna Suroboyo bus karena jika dibandingkan transportasi daring seperti ojek online yang bisa sampai dalam kurun waktu singkat, efisiensi Suroboyo Bus masih kalah saing.
Jika pembangunan Suroboyo Bus ini dapat berjalan dengan maksimal dan dikembangkan sesuai dengan evaluasi dari masyarakat maka akan membawa perubahan besar secara ekonomi hingga sosial pada masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya dukungan dan suara evaluasi dari masyarakat Surabaya pada calon walikota dan wakil walikota baru ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H