Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Lukisan Oei Hui Lan

Diperbarui: 18 Agustus 2023   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ABSTRAK

Kota Malang menjadi salah satu destinasi wisata favorit masyarakat Jawa Timur. Saat berkunjung ke Malang, sebagian masyarakat memilih untuk singgah di hotel untuk melepas lelah selama di perjalanan sehingga bisa kembali bugar saat melanjutkan perjalanan destinasi atau yang lainnya. Ada beragam pilihan hotel di Kota Malang, mulai dari ekonomi hingga hotel berbintang lima, ataupun pencinta barang barang antik banyak juga hotel-hotel hingga yang legendaris. Dari banyaknya hotel legendaris di kota Malang, terdapat satu Hotel paling terkenal khas sebagai Hotel Legendaris yaitu Hotel Tugu. Hotel Tugu terkenal karena sudah ada sejak zaman dulu dan menjadi favorit para tokoh nasional. Di samping itu, Hotel Tugu juga banyak menyimpan lukisan kuno dan barang-barang antik yang banyak membuat orang penasaran, Salah satunya adalah lukisan seorang putri seorang raja gula yang kaya raya pada jamannya. Materi cerita ini diambil dari beberapa artikel yang saya temukan di Internet. Tujuan saya membuat teks sejarah ini untuk mengenal dan mengenang Putri seorang Raja gula yang sangat kaya namun berakhir tragis diakhir hayatnya. 

Kata kunci : Hotel Tugu Malang, Oei Hui Lan, dan Raja Gula Malang. 

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 

Hotel Tugu Malang merupakan salah satu hotel mewah yang terletak di Jalan Tugu Nomor 3, Malang Pusat, Kota Malang. Lokasi Hotel Tugu Malang terbilang strategis, karena lokasinya yang dekat dengan beberapa tempat wisata disekitarnya seperti Monumen Tugu, Alun-Alun Kota Malang, dll. Saat masuk ke dalam Hotel Tugu Malang, pengunjung akan disambut dengan berbagai lukisan-lukisan kuno serta perabotan antik. Hotel ini mulai berdiri sekitar awal tahun 90-an silam. Pendirinya, Bapak Anhar Setjadibrata sengaja merancang Hotel Tugu untuk menampung beragam koleksi antik yang dimiliki. Konsep dari Hotel ini sendiri pun mengangkat seni dan romantisme Jawa. Gaya khas campuran budaya Tionghoa dan Jawa sangat terasa saat memasuki Hotel ini. Bapak Anhar Setjadibrata sendiri memang menyukai mengoleksi benda seni dan budaya yang terkenal di Indonesia. Seperti artefak kuno dari Dinasti Ming, lalu ada juga Koleksi Dinasti Han maupun Dinasti Qing yang diletakkan di ruangan khusus, ada Patung mitologi Dinasti Shang dari tahun 1600 sebelum maseh, berbagai porselen antik dari zaman Dinasti Han hingga Dinasti Qing, beliau juga memiliki kursi antik Cina, serta sulaman antik milik nenek Oei Tiong Ham, pun lemari antik dari Cina juga turut menghiasi ruangan megah ini. Dan yang paling terkenal diantara banyaknya barang seni yang dimiliki Bapak Anhar Setjadibrata adalah sebuah lukisan Putri dari seorang Raja Gula yang sangat kaya bernama Oei Hui Lan. Lukisan Oei Hui Lan ditempatkan di sudut ruangan khusus yang dipenuhi oleh artefak-artefak antik dan langka dari periode Dinasti Han dan Dinasti Qing. Lukisan ini ditempatkan diruangan khusus yang diberi nama The Sugar Baron Room sebagai bentuk penghormatan kepada keluarga Oei Tiong Ham. Oei Hui Lan adalah seorang Putri dari Raja gula bernama Oei Tiong Ham, hidup sebagai seorang Putri dari Raja yang kaya raya tidak bisa membuat Oei Hui Lan gembira. Perasaan kesepian dan hampa sudah menjadi makanan sehari-hari sedari remaja. Terlebih, pengalaman percintaannya yang tidak selalu mulus membuat Oei Hui Lan tidak ingin lagi terlibat dalam hubungan cinta lagi. 

B. BAGIAN INTI

Dari banyaknya artefak mewah dan bersejarah yang berada di Hotel Tugu Malang. Ada satu sebuah lukisan yang sangat terkenal, banyak yang mengatakan bahwa lukisan ini memiliki daya tarik dan mistis yang amat kuat. Berbaju putih dengan rambut panjang yang tergerai, sosok wanita ini konon adalah Oei Hui Lan, seorang putri dari raja gula yang bernama Oei Tiong Ham. Suasana mistis langsung terasa seketika saat melihat lukisan ini, terutama di waktu malam hari saat hanya ada remang-remang menerangi ruangan ini. Dalam lukisan itu, Oei berdiri memakai baju sutera warna putih, tatapannya amat tajam dengan rambut lurus hitamnya yang dibiarkan terurai ke bawah.Oei Hui Lan adalah peranakan pribumi dan Bangsa China, ayahnya yang seorang raja gula di Asia Tenggara menikah dengan bangsawan pribumi bernama Raden Ajeng Kasinem saat berusia 17 tahun. 

Semasa hidupnya Oei Hui Lan memang hidup dengan bergelimang harta, seperti memegang dunia ditangannya. Saat itu Oei Tiong Ham adalah pria konglomerat tersohor dengan julukan Raja Gula dari Semarang. Oei Hui Lan merupakan putri bungsu Raja Oei Tiong Ham dengan istri pertamanya. Oei Hui Lan lahir di Semarang pada tahun 1889, ia lahir dari istri pertama Raja Oei Tiong Ham dengan Bangsawan Pribumi. Oei Tiong Ham memang mempunyai banyak istri. Lahir dari orang tua yang sangat kaya, tidak bisa membuat Oei Hui Lan bahagia. Perebutan harta, kesepian, percintaan yang kandas, serta menjadi obsesi sang ibu yang ingin membuat dirinya menjadi terpandang. Memang Oei Lui Han adalah putri kesayangan Sang ayah, seringkali diajak ayahnya berkeliling saat dalam perjalanan bisnis. Bahkan, saking cintanya sang ayah, apapun keinginan Oei Hui Lan akan dikabulkan dengan cara apapun oleh Sang ayah. Walaupun apapun akan diberikan oleh sang ayah, Oei Hui Lan tetap hidup dalam kesepian. Semasa kecilnya ia hanya ditemani pelayan dan para guru pribadi yang diberikan ayahnya, hubungan sang ibu dengan Oei Hui Lan memang tidak terlalu baik, dikarenakan Oei Hui Lan memang sering diajak ayah mengunjungi Istana para Selir dan memuji mereka didepan ibunya, yang membuat sang ibu merasa tidak nyaman dan marah. 

Pesta pertama yang diadakan Oei Hui Lan adalah pesta ulang tahun yang menjadi kelabu, dikarenakan ketidakhadiran ayah dan teman-temannya. Padahal saat itu Oei Hui Lan sangat menantikan hari ulang tahunnya dengan gaun yang sangat cantik pemberian ayahnya. Harapan tinggal harapan, sampai sore pun tak ada seorang pun yang datang. Sebagai penebus kesedihan, ayahnya mengizinkan Oei Hui Lan, Ibu, serta kakanya untuk pergi liburan ke Singapura. Dari sinilah pertemuannya dengan cinta pertamanya, pemuda tampan bernama Siau Kwan. Namun kisah cinta ini berakhir tragis, karna cintanya yang tidak direstui ayah dan ibunya. Sekembalinya mereka dari Singapura, Tiong Ham menikah dengan Lucy Ho. Mengetahui hal itu ibu Hiu Lan memutuskan untuk tinggal di London, lalu mengajak Oei Hui Lan untuk ikut pergi juga meninggalkan Semarang ke Eropa.

Setelah tinggal di eropa, barulah sang ibu terobsesi menjadikan Oei Hui Lan sebagai wanita paling terpandang. Hidup dengan mewah dan selalu ikut pesta-pesta pesohor Eropa. Lalu Oei Hui Lan diperkenalkan pada seorang pejabat tinggi dari Negri China bernama Wellington Koo, yang saat itu sedang mengelilingi dunia untuk mecari dukungan untuk memerdekakan Negaranya. Akhirnya setelah perkenalan antara mereka berdua, mereka memutuskan menikah pada 1921. Lalu dikaruniai dua anak, lalu dua anak lagi dari pernikahan Wellington Koo dengan istri pertamanya. Setelah menikah, Hui Lan tidak hanya bergaul dengan kalangan jetset, namun juga dengan kalangan pejabat negara. Namun dirinya tidak bisa hidup dengan standar suaminya. Salah satunya sering merenovasi rumah dinas, membeli mobil mewah, dan berfoya-foya. Sebuah penerbitan pada masa itu pernah menyindirnya bahwa ketika rakyat China sedang menderita, istri Wellington malah melakukan pemborosan dengan memberi makan anjing-anjingnya secara mewah. Setelahnya dirinya mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal karena serangan jantung. Kematian Tiong Ham menimbulkan masalah sengketa pada keluarganya, tidak semua keluarga Tiong Ham mendapatkan warisan. Walau mendapat warisan paling besar, masa tua Hui Lan tidak begitu bahagia. Satu persatu orang-orang dekatnya meninggal. Ibunya meninggal pada tahun 1947. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline