Lihat ke Halaman Asli

jenny maria

Mahasiswa

Persepektif Multidimensial terhadap Kualitas dan Inovasi dalam Industri Farmasi

Diperbarui: 24 Desember 2024   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ilmu lingkungan (environmental science) dan farmasi merupakan dua disiplin ilmu yang meskipun berbeda namun saling berhubungan erat dalam penerapan, pengembangan, dan keberlanjutan industri farmasi. Seiring berkembangnya teknologi dan metode produksi, tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan industri farmasi yang terus meningkat dengan dampak negatif terhadap lingkungan semakin kompleks (Jasiska-Stroschein & Waszyk-Nowaczyk, 2023)

Industri farmasi telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, membawa inovasi yang tak terhitung jumlahnya dalam dunia pengobatan dan kesehatan. Dalam ilmu lingkungan hadir sebagai disiplin ilmu yang berperan penting dalam menganalisis dan mengatasi tantangan-tantangan tersebut (Lee et al., 2024).

Ilmu lingkungan merupakan cabang ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dan lingkungannya, serta upaya untuk mengurangi dampak negatif yang timbul dari aktivitas manusia. Dalam farmasi, pengelolaan lingkungan harus mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk penggunaan bahan kimia dalam proses pembuatan obat, pengelolaan limbah farmasi, serta pengurangan emisi yang berhubungan dengan proses produksi dan distribusi (Vo et al., 2021).

Pencemaran Lingkungan oleh Limbah Farmasi
Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh industri farmasi terkait dengan ilmu lingkungan adalah pencemaran yang disebabkan oleh limbah farmasi. Selama proses produksi, sejumlah besar limbah kimia dihasilkan, yang dapat mencemari air, tanah, dan udara. Contohnya, obat-obatan yang dibuang ke dalam sistem pembuangan limbah dapat mencemari sumber air dan mempengaruhi organisme yang bergantung padanya. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri farmasi adalah bagaimana mengelola limbah ini dengan cara yang aman, efektif, dan ramah lingkungan (Abuga & Nyamweya, 2021).

Emisi Karbon dan Produksi Farmasi
Industri farmasi juga berkontribusi terhadap emisi karbon global, yang memperburuk perubahan iklim. Proses produksi obat, distribusi, dan transportasi bahan baku sering kali memerlukan energi dalam jumlah besar, yang pada akhirnya menghasilkan emisi gas rumah kaca (GHG). Tantangan terbesar di sini adalah bagaimana menjaga keberlanjutan produksi sambil memenuhi kebutuhan akan energi yang cukup untuk proses manufaktur yang intensif (Malara et al., 2020).

Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dalam Pengembangan Obat
Bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi obat, baik itu bahan baku maupun bahan tambahan (excipients), sering kali berpotensi berbahaya bagi lingkungan. Beberapa bahan kimia ini, jika tidak dikelola dengan benar, dapat mencemari tanah dan air, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan membahayakan kesehatan manusia. Sebagai contoh, senyawa kimia tertentu yang digunakan dalam pembuatan obat-obatan kanker dan antibiotik dapat bertahan lama di lingkungan dan memiliki efek samping yang merugikan bagi organisme yang terpapar. Oleh karena itu, riset untuk menemukan alternatif bahan kimia yang lebih ramah lingkungan sangat diperlukan (Rezaldi et al., 2024).

Sustainability dalam Rantai Pasokan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
Pengelolaan sumber daya alam dalam industri farmasi, terutama yang terkait dengan bahan baku obat-obatan, menjadi isu penting dalam ilmu lingkungan. Banyak obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan alami, seperti tanaman obat, yang sering kali diambil dari alam tanpa memperhatikan keberlanjutan sumber daya tersebut. Over-exploitation (eksploitasi berlebihan) terhadap tanaman obat dan sumber daya alam lainnya dapat mengancam kelestarian spesies dan ekosistem (Pribadi et al., 2023).

Regulasi dan Kebijakan Lingkungan dalam Industri Farmasi
Pemerintah dan lembaga internasional semakin menekan industri farmasi untuk mematuhi regulasi lingkungan yang ketat (Vo et al., 2021).. Berbagai negara dan organisasi kesehatan global, seperti World Health Organization (WHO) dan Environmental Protection Agency (EPA), telah mengeluarkan pedoman yang mewajibkan pengelolaan limbah, pengurangan emisi, serta penerapan teknologi ramah lingkungan dalam proses produksi farmasi. Meskipun demikian, penerapan kebijakan tersebut tidak selalu mudah, mengingat tantangan teknis dan finansial yang dihadapi oleh banyak perusahaan farmasi, terutama perusahaan kecil dan menengah (Jasiska-Stroschein & Waszyk-Nowaczyk, 2023).

Kesimpulan
Tantangan ilmu lingkungan dalam bidang farmasi sangat kompleks, mengingat kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sambil terus memenuhi permintaan untuk obat-obatan yang aman dan efektif. Meskipun tantangan ini besar, upaya untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap fase produksi dan pengembangan obat menunjukkan potensi besar untuk menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline