Kemerdekaan Indonesia merupakan hal yang telah dinanti-nantikan rakyat Indonesia dalam kurun waktu yang sangat lama. Perjuangan bangsa Indonesia selama beratus tahun akhirnya berakhir, dan sungguh indah melihat semuanya bersatu seperti apa yang Ronald Ross katakan,
"Science is the differential calculus of the mind. Art the Integral Calculus; they may be beautiful when apart, but are greatest only when combined."
Proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi momen dimana seluruh ragam suku, agama, dan budaya di Indonesia bersatu menjadi satu bangsa yang memiliki identitas nasional yang kuat. Dengan banyaknya keberagaman Indonesia mengingatkan kita terhadap pentingnya persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa.
Hal inilah yang dinamakan sebagai integrasi nasional yang berasal dari bahasa Inggris, integration yang berarti kesatuan dan pembulatan. Dapat disimpulkan bahwa Integrasi Nasional adalah proses penyatuan berbagai suku, agama, budaya, dan daerah yang berbeda menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdaulat. Di Indonesia, integrasi nasional berperan untuk menjaga persatuan dan kesatun negara Indonesia dengan semboyan negara Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika.
Integrasi Nasional sendiri, terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi vertical dan dimensi horizontal. Keduanya memiliki arti masing-masing, dimensi vertical berkaitan dengan Upaya menyatukan hal-hal yang ada di antara pemerintah dan rakyatnya sedangkan dimensi horizontal merupakan Upaya mewujudkan persatuan diantara perbedaan-perbedaan yang ada di dalamn Masyarakat itu sendiri.
Namun kenyataanya, pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Integrasi Nasional tidak berjalan dengan baik. Dimana, kembalinya tentara sekutu yang ingin merebut daerah Indonesia dan aksi seperatisme dan kembalinya tentara sekutu yang ingin merebut daerah Indonesia. Aksi sepatau yang dikenal. Disintegrasi adalah keadaan tidak Bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan. Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa disintegrasi bangsa merupakan proses pudarnya norma dan nilai di dalam masyarakat akibat adanya perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Aksi disintegrasi di Indonesia dipicu oleh beberapa masalah berupa, keinginan untuk mendirikan negara sendiri yang lepas dari NKRI, mempertahankan bentuk negara federal dan keenganan APRIS di negara bagian bergabung dengan TNI dan menolak kebijakan pemerintahan Hatta. Aksi disintegrasi menyebabkan perubahan hebat terhadap Indonesia salah satu diantaranya yaitu, DI/TII dan G30SPKI.
DII/TII didirikan oleh S.M. Kartosuwiryo pada tahun 1948 yang memiliki tujuan untuk memisahkan diri dari Indonesia dan membangun Negara Islam Indonesia. Aksi S.M. Kartosuwiryo sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia terutama di daerah Jawa, Aceh, Kalimantan dan Sulawesi yang menyebabkan pemberontakan DII/TII sulit untuk ditumpas dan membutuhkan waktu yang cukup lama.
G30S PKI merupakan peristiwa kelam pada 30 September - 1 Oktober 1965 yang dipimpin oleh D.N. Aidit. Pemberontakan ini telah mengorbankan 7 tentara dari TNI dan beberapa orang lainnya yang sekarang dikenal sebagai pahlawan revolusi. PKI sendiri memiliki tujuan untuk mengambil alih kekuasaan dan menerapkan system komunis. Sebelumnya PKI juga sudah melakukan aksi pemberontakan di Madiun pada tahun 1948.
Begitu para dalang ditemukan, penumpasan terhadap PKI segera dilakukan sampai ke akar-akarnya dan resmi bubar pada 12 Maret 1966 dengan Surat Keputusan Presiden.
Disintegrasi tidak berakhir begitu saja, walau sedikit berkurang dan hampir tidak ada setelah pergantian pemimpin. Namun disintegrasi dapat muncul kapan saja dan dimana saja sampai sekarang. Contohnya seperti aksi demo besar-besaran pada tahun 1998, demo penolakan RUU Pilkada 2024 dan juga pertentangan dari umat beragama Islam dalam meresponi kedatangan Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.