Tokyo, ibukota Jepang yang besar nan indah penuh dengan keragaman. Tidak saya sangka bahwa Tokyo akan sangat berkesan dan menjadi destinasi wisata favorit saya.
Berbagai hal terlintas dibenak saya ketika saya mendengar kata "Tokyo", mulai dari masyarakatnya yang terkenal workaholic, kota yang modern, dan kota terpadat impian para penggemar anime Jepang.
Berangkat ke Tokyo pada 21 April 2023, memerlukan total 8 setengah jam perjalanan menggunakan pesawat untuk sampai di Narita Airport. Disambut dengan dinginnya suhu udara Tokyo yang dapat mencapai 10° Celcius, saya rekomendasikan gunakan pakaian dengan heat tech agar tubuh dapat tetap hangat.
Begitu sampai yang sangat menarik perhatian saya adalah kebersihannya, tidak ada sampah ataupun kotoran, semua sangat rapi dan bersih, padahal tidak ditemukan tempat sampah. Saya merasa tempat sampah di Tokyo sangat jarang ditemukan namun jalanan tetap bersih dan rapi.
Banyak pejalan kaki berlalu lalang menggunakan pakaian yang rapi, hampir setiap pekerja yang saya lihat selalu menggunakan kemeja dan setelan jas. Sebagian orang saya temui juga sangat sopan dan kebiasaan menundukkan kepala untuk menghormati. Hal- hal tersebut cukup membuat saya terkesan.
Selain cara berpakaian dan kebiasaan untuk sopan, saya juga mendambakan budaya antre yang dimiliki orang Jepang. Mulai dari antre masuk toko, masuk bus, hingga menggunakan ekskalator. Meski sangat padat dan ramai, warga Tokyo masih dapat membudayakan antre dan taat pada aturan. Ketika menaiki ekskalator, jalur kiri untuk yang berdiri dan jalur kanan untuk yang berjalan, hal tersebut telah menjadi suatu aturan tidak tertulis di berbagai negara.
Berbagai tempat terkenal saya kunjungi selama berlibur ke Tokyo, salah satu wilayah yang sangat berkesan bagi saya adalah Shibuya. Shibuya terkenal sebagai tempat penyeberangan pejalan kaki teramai di dunia. Ribuan orang menyeberangi jalan tersebut dengan puluhan papan iklan di sekelilingnya.
Meski sangat ramai, suasana Jepang yang didapat dari jalan- jalan ke Shibuya sangat berkesan bagi saya. Mulai dari lautan manusianya, beberapa Street Kart Shibuya yang melewati jalan, hingga beragam rumah makan dan toko khas Jepang.
Selain Shibuya, saya juga mengunjungi berbagai rekomendasi tempat terkenal lainnya seperti Shinjuku, Akihabara, Disneyland Tokyo, hingga Tokyo Skytree. Semuanya memang sangat menarik dan indah, namun perlu diingat bahwa Tokyo adalah prefektur yang sangat padat sehingga kurang cocok bagi yang tidak suka keramaian.
Meski memiliki teknologi yang maju dan modern, saya masih banyak menjumpai budaya tradisional masyarakat Jepang. Mulai dari penggunaan kimono oleh masyarakat lokal ataupun turis, makanan tradisional Jepang yang sangat populer dan tersebar di berbagai restoran, hingga kuil- kuil yang dijadikan objek wisata.
Hal ini tentunya dapat kita contoh, untuk memajukan negara namun tentunya tidak meninggalkan budaya warisan Indonesia. Bangga menggunakan pakaian tradisional, mempopulerkan makanan tradisional kita yang sangat beragam dan lezat, serta menjaga setiap warisan budaya yang ada hingga sekarang.