Lihat ke Halaman Asli

Jennifer

Mahasiswa

Semeru - Siap Sedia Mencegah dan Menanggulangi Kerusakan

Diperbarui: 14 Desember 2021   17:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : detik news

Siang hari cerah 4 Desember nampaknya tidak membawa kecerahan bagi masyarakat sekitar Gunung Semeru. Tanpa aba aba dan peringatan, Gunung Semeru erupsi dan mengeluarkan asap tebal, awan panas dan banjir lahar dingin. Terlihat asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 500-1.000 meter di atas puncak kawah

Gempa letusan tercatat sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 20-21 mm selama 90-95 detik. Kemudian guguran sebanyak dua kali kejadian dengan amplitudo 3 mm selama 30-45 detik. Gempa embusan tercatat sebanyak 10 kejadian dengan amplitudo 3-7 mm selama 35-80 detik. Kemudian aktivitas kegempaan tektonik lokal tercatat sebanyak satu kali dengan amplitudo 20 mm
 

Penyebab Gunung Semeru erupsi menurut pakar Geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, M Haris Miftakhul Fajar, yaitu guguran material Gunung Semeru sebagian besar merupakan akumulasi hasil erupsi di hari-hari sebelumnya.

Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman menambahkan 3 kemungkinan penyebab erupsi Gunung Semeru :

  • Volume di dapur magmanya sudah penuh
  • Ada longsoran di dapur magma yang disebabkan terjadinya pengkristalan magma
  • Ada longsoran di atas dapur magma

Dimana poin ke 3 merupakan penyebab meletusnya Gunung Semeru, dan peristiwa longsoran ini sebenearnya sudah sering terjadi di Gunung Semeru. Ditambah ketika itu sedang hujan lebat dan abu vulkanik yang menahan di puncaknya baik dari akumulasi letusan sebelumnya, terkikis oleh air, sehingga gunung api kehilangan beban. Jadi meskipun isi dari dapur magma sedikit, Gunung Semeru tetap bisa erupsi karena tidak ada penahan untuk isi dapur magma.

Masyarakat nampaknya tidak siap dengan erupsi Gunung Semeru ini. Terlihat dari banyak nya korban jiwa sekitar 48 orang per 13 Desember 2021. Sementara itu, jumlah korban kumulatif yang dilakukan rawat jalan di puskesmas dan posko kesehatan berjumlah 2.004 jiwa. 

Nampaknya juga disebabkan dari kurangnya manjemen risiko yang diterapkan oleh masyarakat dan pemerintah. Kurangnya kesiapan sebelum, saat dan setelah gunung meletus perlu ditingkatkan. Padahal sebenarnya jika dilihat dari riwayat frekuensi meletusnya Gunung Semeru, Gunung ini cukup aktif. Seharusnya penanganan dari pemerintah dan masyarakat makin membaik 

Sebelum terjadinya gunung meletus, hendaknya masyarakat tetap waspada apalagi ketika mendapat peringatan dari BMKG. Masyakarat sekitar gunung harus mengetahui persiapan dan langkah - langkah mitigasi serta mengetahui tingkatan - tingkatan status Gunung Merapi. Masyarakat hendaknya tahu kapan harus mengevakuasi diri.

Sebaliknya di sisi pemerintah juga harus membuat persiapan. Mulai dari membuat posko pengungsian, menghimbau masyarakat untuk waspada dan cepat mengevakuasi diri. Satu hal yang kerap kali kekurangan ketika terjadinya bencana alam apapun yaitu berbagai kebutuhan pokok pengungsi. 

Kerap diberitakan bahwa kekurangan mulai dari pakaian hingga makanan. Jika pemerintah lebih cepat tanggap lagi, seharusnya kekurangan kebutuhan pengungsi berangsur angsur berkurang dan dapat teratasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline